Singapore Bagikan Detail Desain MRCV

04 Mei 2023

Saab Kockums dan Odense Maritime Technology akan memberikan basic design pada akhir tahun 2023 kemudian ST Engineering mengambil pekerjaan detail pada tahun 2024 (images :Sing Mindef)

Kapal Multi Role Combat Vessel baru Singapore dirancang untuk menjadi 'kapal induk' untuk berbagai jenis sistem tanpa awak, ungkap angkatan laut.

Angkatan Laut Republik Singapore (RSN) telah mengangkat tirai pada desain Multi Role Combat Vessel (MRCV), berbagi bahwa itu akan menjadi yang pertama dari jenisnya menjadi 'kapal induk sistem tak berawak' (unmanned systems mothership).

Kapal tersebut telah melibatkan Saab Kockums dan Odense Maritime Technology (OMT) untuk menyediakan basic design pada akhir 2023, sebelum ST Engineering membuat detail desain dalam pekerjaan 2024 serta fase konstruksi.

MRCV akan menggantikan enam korvet rudal kelas Victory, dengan kapal pertama akan dikirim pada tahun 2028.

Defence Science and Technology Agency (DSTA) tetap menjadi manajer proyek dan integrator sistem.

OMT adalah bagian dari tim yang mempresentasikan desain fregat Tipe 31, dan juga bertanggung jawab atas fregat kelas Iver Huitfeldt Angkatan Laut Denmark, keduanya berbobot antara 5.700 dan 6.600 ton.


Sementara proyek masih dalam tahap desain, Maj James Lim dari kantor proyek MRCV mengatakan kepada Shephard bahwa MRCV akan 'sedikit lebih besar' dari fregat saat ini  yaitu 3.200 ton, dan harus cukup stabil untuk mengoperasikan beberapa sistem tanpa awak. .

Render awal juga menunjukkan MRCV dengan dua buritan landai untuk menyebarkan dan mengambil kembali kapal berukuran besar RHIB.

RSN juga telah memilih OEM untuk sederetan alat pertahanan diri (Thales, MBDA dan Leonardo), tanpa memberikan rinciannya.

Berdasarkan persyaratan RSN sebelumnya, kemungkinan kapal akan dilengkapi dengan senjata utama Leonardo 76mm, sistem senjata jarak jauh Hitrole 12,7mm, Mica-VL MBDA atau bahkan rudal anti-pesawat Aster-15/30, bahkan rudal anti-pesawat Aster-15/30, dan radar multi-fungsi baru Thales, kemungkinan sistem APAR atau Sea Fire.

Lim mengatakan senjata ofensif masih 'sedang dalam proses' dan RSN juga sedang mempertimbangkan apakah sistem tanpa awak yang dihosting akan memiliki 'kemampuan respons'.

Dia menambahkan bahwa RSN tidak dapat merancang platform tipe-spesifik dan sebagai gantinya akan fokus pada kapal modular yang fleksibel dan dapat bereaksi terhadap ancaman maritim saat ini dan di masa depan, sementara pada saat yang sama mengatasi kekurangan tenaga kerja Singapura di masa depan.

Subscribe to receive free email updates: