04 Agustus 2023
Kendaraan udara tak berawak TUSAŞ Anka dirancang sebagai platform intelijen, pengawasan, dan pengintaian dengan ketinggian sedang dan tahan lama. Namun, itu juga dapat mengintegrasikan amunisi mikro pintar seperti amunisi udara-ke-permukaan Roketsan MAM-L (image : Jane's)
Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) mengatakan bahwa pihaknya sedang dalam proses mengakuisisi 12 kendaraan udara tak berawak (UAV) medium-altitude long-endurance (MALE) milik Turkish Aerospace (TUSAŞ) Anka (Pheonix).
Dalam pengumuman di akun media sosialnya pada 31 Juli, Kementerian Pertahanan mengatakan proses pembelian ditandai dengan penandatanganan kontrak senilai USD300 juta dengan TUSAŞ. Kementerian Pertahanan menambahkan bahwa kontrak ditandatangani pada 3 Februari.
Pengumuman yang kemudian dihapus itu menambahkan, “kontrak sedang dalam proses aktivasi” di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pengiriman 12 unit Anka UAV akan dilakukan 32 bulan setelah kontrak efektif.
Rencana akuisisi berpotensi memenuhi persyaratan yang telah lama diutarakan Indonesia untuk UAV MALE. Menurut data Janes, Jakarta telah berupaya memperoleh platform tersebut sejak 2017. Pada Februari, media Turki melaporkan bahwa Indonesia memesan 12 Anka UAV. Namun, Jakarta belum merinci rencana akuisisi tersebut.
Perwakilan Kementerian Pertahanan menolak mengomentari masalah tersebut kepada Janes pada saat publikasi.
Selain pengadaan UAV dan peralatan utama, Kementerian Pertahanan mengatakan dalam pernyataannya bahwa kontrak tersebut juga mencakup komponen tambahan seperti dukungan logistik terintegrasi (ILS), Dukungan Darat dan Peralatan Uji/Ground Support and Test Equipment (GSTE), simulator penerbangan, dan hanggar. infrastruktur. Pelatihan serta masa garansi 24 bulan atau 600 jam terbang (mana yang tercapai lebih awal) juga disertakan, tambah pernyataan itu.
(Jane's)