Sejak diluncurkan diam-diam pada pekan pertama Agustus lalu di galangan kapal TKMS di Kiel, Jerman, kapal selam Israel terbaru INS Drakon (=Dragon) terus menuai perhatian karena berukuran lebih besar dari tiga unit kelas Dolphin-I (57,3m, 1.900ton) dan dua unit kelas Dolphin-II (68,6m, 2.400ton) pendahulunya.
Analisis lambung kapal kelas Drakon (photo : HI Sutton)
Kapal selam kelas Dolphin-II telah memiliki lambung yang lebih panjang dibandingkan dengan Dolphin-I asli karena telah dilengkapi AIP (air independent propultion). Sisipan AIP pada lambung kapal membuat ukuran kapal selam kelas Dolphin-II lebih panjang sekitar 10 meter (33 kaki) dan dengan bobot tambahan 500 ton saat terendam. Sedangkan untuk kapal selam INS Drakon ini, HI Sutton memperkirakan panjangnya mencapai 74 m (243 ft).
Sail kapal selam INS Drakon (image :Richard)
Kapal pendahulu INS Drakon dalam kelas Dolphin-II telah dilengkapi dengan tabung torpedo 6×533 mm, dan tabung torpedo 4×650 mm. Tabung torpedo ukuran 533mm digunakan untuk torpedo SeaHake Mod 4 (jangkauan 50km), versi ekspor dari DM2A4 Seehecht. Atlas Elektronik telah berhasil meningkatkan jangkauan torpedo ini hingga 140km namun belum ada konfirmasi bahwa Israel telah membeli seri SeaHake Mod4ER.
Tabung torpedo ukuran 650mm digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah dan swimmer delivery vehicles (SDV) yang membawa perenang tempur. Jenis rudal jelajah yang digunakan Israel adalah Popeye Turbo buatan Rafael, setelah sebelumnya Israel mengajukan pembelian rudal jejajah Tomahawk SLCM namun ditolak AS pada masa pemerintahan Bill Clinton. Rudal jelajah Popeye Turbo versi SLCM bertenaga turbofan dengan jangkauan setidaknya mencapai 1.500km (932 mil) dan diyakini diisi dengan hulu ledak bermuatan nuklir.
Yang lebih mencolok dari INS Drakon adalah ukuran "Sail" (conning tower) yang jauh lebih besar. Ini menimbulkan beberapa spekulasi tentang apa yang terdapat dalam Sail tersebut. Salah satu analisis berasal dari Matus Smutny "The Warzone)" sebagai berikut :
Jika Sail yang diperbesar dimaksudkan untuk menampung rudal, maka Sail tersebut akan mengakomodasi sel sistem peluncuran vertikal (VLS). Ini dapat digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah tambahan, untuk menambah kapasitas keseluruhannya. Secara signifikan memperluas jangkauan rudal dan meningkatkan kemampuan rudal Popeye Turbo akan memberi Israel kemampuan untuk meluncurkan rudal jelajah tambahan; menyerang target dalam jarak yang lebih jauh, yang akan meningkatkan kemampuan pencegahan serangan-kedua negara tersebut secara signifikan. Rudal-rudal ini mungkin terlalu panjang untuk disimpan dan dikerahkan secara vertikal dari lambung kapal, namun VLS yang memanjang melalui Sail akan mampu mengakomodasi panjangnya. Gabungan senjata-senjata yang diperbarui ini sekarang, dan mungkin rudal balistik di kemudian hari, juga merupakan sebuah kemungkinan.
Analisis lain dari NavalNews menyebutkan bahwa memiliki tabung torpedo untuk rudal jelajah bersenjata nuklir dan tabung peluncuran vertikal (VLS) mungkin akan mengejutkan para analis. Ini menunjukkan bahwa rudal baru bukanlah pengganti langsung untuk rudal jelajah.
Salah satu penjelasannya adalah bahwa senjata baru tidak akan siap sampai kapal selam memasuki layanan. Memang, Drakon dapat digunakan untuk menguji misil baru. Jadi mempertahankan tabung torpedo memungkinkan pencegahan nuklir lanjutan selama transisi. Mungkin satu set misil akan dipersenjatai secara konvensional dan yang lainnya dipersenjatai nuklir. Ini akan memungkinkan misi serangan darat sambil mempertahankan pencegahan nuklir.
Drakon adalah kapal selam antara sebelum Israel menggunakan kapal selam kelas yang lebih baru lagi. Israel telah memesan tiga kapal selam baru kelas Drakar dari TKMS pada bulan Januari 2022 dengan desain lambung yang mengadopsi kelas Drakon.
(Defense Studies)