Su-30MKM Sedang Menjalani Perawatan Bertahap, Operasional Akan Berlanjut Hingga Tahun 2035

09 Desember 2023

Perawatan Su-30MKM di ASTC Malaysia (photos : ATSC)

KUALA LUMPUR - Layanan jet tempur Su-30 MKM akan terus berlanjut hingga tahun 2035.

Untuk mencapai tujuan ini, program pemeliharaan dilaksanakan selama Rencana Malaysia ke-12 (RM ke-12) dan RM ke-13.

Menteri Pertahanan Dato' Seri Utama Mohamad Hasan menyatakan, program pemeliharaan tersebut meliputi Service Life Extension Program (SLEP) dan Mid Life Upgrade Program (MLU).

“Kementerian Pertahanan telah merencanakan program pemeliharaan terjadwal untuk memastikan Su-30MKM dapat beroperasi penuh dan menjamin keberlangsungan operasinya hingga tahun 2035.

“Saat ini Su-30MKM sedang menjalani perawatan SLEP di bawah RM ke-12 dan selanjutnya akan melalui MLU di RM ke-13,” kata Menhan dalam balasan tertulis kepada Anggota DPR Lumut, Panglima Nordin Ahmad Ismail TLDM (Purnawirawan) di Dewan Rakyat.

Periode RM ke-12 dimulai pada tahun 2021 dan berakhir pada tahun 2025. Sedangkan RM ke-13 dimulai pada tahun 2026.

Isu pengoperasian dan pemeliharaan jet tempur buatan Rusia itu sebelumnya sempat mengemuka di Dewan Rakyat tahun ini.

Pada 22 Mei, mantan Wakil Menteri Pertahanan yang juga Anggota Parlemen Tanah Merah, Dato' Sri Ikmal Hisham Abdul Aziz menanyakan apakah Malaysia harus melakukan kanibalisme untuk memastikan jet tempur Su-30MKM dapat beroperasi.

Pasalnya, Rusia sedang mengalami sanksi ekonomi dari Barat pasca perang di Ukraina.

Kanibalisasi mengacu pada penggunaan komponen pesawat Su-30MKM yang tersedia sebagai suku cadang jet tempur sejenis.

Pertanyaan Ikmal dijawab Wakil Menteri Pertahanan Adly Zahari yang memberikan jaminan kanibalisasi tidak akan terjadi untuk memastikan Su-30MKM tetap beroperasi di Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM)

“Sebenarnya kami tidak melakukan itu (kanibalisme) karena kami tahu saat kami melakukan perawatan Sukhoi, kami menunjuk perusahaan lokal yaitu Aerospace Technology Systems Corporation Sdn Bhd (ATSC) untuk memastikan peralatan dan suku cadang kami cukup,” kata Adly di Dewan Rakyat Mei lalu.

Ia menambahkan, bagian dari program pemeliharaan tersebut melibatkan keterampilan di bidang elektronika (E&E) dan dapat dilakukan oleh TUDM.

Adly menjelaskan, suku cadangnya juga didapat dari India.

Su-30MKM merupakan salah satu pilar utama kekuatan TUDM dalam mengawasi kedaulatan wilayah udara negara. Saat ini, total 18 pesawat tersebut telah dioperasikan sejak pertama kali diterima pada tahun 2007.

(AirTimes)

Subscribe to receive free email updates: