09 November 2022
Keren! RI Ternyata Mampu Bikin Drone 'Bunuh Diri' Kamikaze
Jakarta, CNBC Indonesia - Kini pemain industri militer Indonesia juga ramai mengembangkan teknologi pesawat dengan remote control drone. Bahkan drone 'bunuh diri kamikaze juga sudah berhasil dikembangkan.
Drone sering digunakan untuk misi pengintaian, hingga penyerbuan, dengan spesifikasi tiap pesawat yang berbeda tergantung dari kebutuhan. Adapun perusahaan Indonesia, yang mulai mengembangkan pesawat ini antara lain PT LEN (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero).
Dalam gelaran pameran Indo Defence 2022, PT LEN (Persero) memamerkan Weaponized Drone yang dikendalikan jarak jauh, untuk misi seperti pengintaian, patroli perbatasan, hingga pertempuran udara hingga darat.
Drone ini dinyatakan mudah dikendalikan karena menganut teknologi VTOL (Vertical take off landing) sehingga dapat diterbangkan dalam ruang yang sempit. Dengan kecepatan maksimum 60 km per jam dengan jarak operasi 5.000 meter/ketinggian 900 meter.
Adapun untuk daya ledak, Drone ini bisa dipersenjatai 60 mm bomb dan 5.56 mm assault rifle. Dengan daya angkut mencapai 10 kilogram.
"Ini baru prototipe dulu, jadi nanti kalau sudah sampai level digunakan user harus ada upgrade. Secara konsep mampu membawa senjata sudah, droping bom juga sudah," kata Marketing Sales Army PT LEN Industri (Persero), Fendi Andriawan, kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022).
Saat ini prosesnya masih mau melakukan sertifikasi produk hingga bisa dijual. Dimana targetnya harusnya sudah bisa dijual dalam waktu dekat. "Tahun depan harusnya juga sudah bisa dijual," kata Fendi.
Minatnya untuk produk ini juga banyak dimana sudah banyak yang menanyakan termasuk dari Uni Emirate Arab.
Drone Daya Ledak Tinggi dan Drone Bunuh Diri
Begitu juga dengan PT Pindad (Persero) juga tengah mengembangkan weaponized drone multifungsi yang bernama Rupell Bomber. Ini model yang lebih besar juga menggunakan tipe VTOL, dengan bentangan sayap mencapai 3,9 meter.
Adapun beban angkut yang bisa di bawa oleh Drone ini mencapai 10 kg, dengan jarak operasi lebih jauh mencapai 50 km, dan daya tahan baterai mencapai 180 menit.
Drone multifungsi dari Pindad ini tidak hanya membawa bom GMO 81 MM atau GMO 60 MM melainkan juga menjadi pengangkut Kamikaze Drone seperti yang digunakan dalam perang Ukraina dan Rusia, buatan Iran.
Kamikaze Drone yang juga diproduksi di PT Pindad bernama Minibe. Dengan kemampuan jarak terbang mencapai 25 km dengan kecepatan 250 km per jam. Drone 'bunuh diri' ini memiliki daya ledak yang besar dan biasanya dikawinkan dengan Rupell Bomber untuk peluncuran jarak yang lebih jauh.
Senior Development Product and Process Devlopment of Ammunition Innovation Divison PT Pindad Saraswaty, menjelaskan produk multirole weponized drone yang ditampilkan masih dalam tahap prototipe, sehingga belum dapat di jual.
"Ini masih pengembangan (Rupell Bomber dan Minibe) dalam pengembanganya tapi sudah berkomunikasi denga user kami seperti TNI responnya juga baik sehingga kita merasa didukung dalam pengembangannya," kata Saraswaty.
Drone MALE Elang Hitam (photo : Jane's)
Namun sampai saat ini Drone dari Pindad belum ada yang dijual. Sehingga saat ini masih mengejar tahap pengembangan drone saat ini.
Saraswaty menjelaskan drone Rupell ini untuk Ammunition droping dengan seperti bom untuk menjangkau tempat yang sulit. Selain itu juga bisa mengangkut dan meluncurkan Kamikaze Drone.
"Bisa nempel riffle juga Kamikaze Drone dimana drone itu sifatnya menjadi seperti misil. Karena di dalamnya bisa ditambahkan explosive material dengan batasan 0,8 kill TNT atau RDX," Jelasnya.
Drone Jarak Jauh MALE Elang Hitam
Selain itu PT Dirgantara juga masih mengembangkan Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) pesawat tanpa awak. Dimana drone ini bisa digunakan untuk misi pengintaian, deteksi target, SAR Payload.
Drone ini memiliki kapasitas angkut raksasa mencapai 300 kg, dengan kemampuan terbang mencapai 250 kilometer. Juga kemampuan daya tahan operasi mencapai 24 jam.
(CNBC)