Pesawat pertama dari lima Lockheed Martin C-130J-30 yang dipesan untuk Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU) telah melakukan uji terbang pertamanya, dan pesawat tersebut sedang dipersiapkan untuk dikirim pada tahun 2023.
Lockheed Martin memberi tahu Janes bahwa pesawat pertama (nomor seri A-1339) dijadwalkan untuk dikirim pada kuartal pertama tahun 2023. Empat pesawat yang tersisa akan dikirimkan hingga tahun 2024, kata juru bicara Lockheed Martin. Perusahaan menambahkan bahwa pesawat pertama melakukan uji terbang perdananya pada 27 Oktober.
Indonesia telah mempertimbangkan untuk menambah armada C-130 yang ada selama beberapa tahun. Kementerian Pertahanan Indonesia tidak menanggapi pertanyaan Janes untuk informasi tentang detail kontrak atau akuisisi pada saat publikasi.
Perusahaan sejak itu mengkonfirmasi kepada Janes bahwa pesawat pertama dijual ke Indonesia sebagai bagian dari Direct Commercial Sale (DCS). Janes menilai kesepakatan itu kemungkinan ditandatangani pada 2019.
Keberadaan kontrak itu diungkapkan Lockheed Martin pada September 2021. Hal itu dilakukan menyusul beredarnya foto bagian kokpit C-130J-30 pertama yang dimaksudkan oleh TNI-AU di jalur produksi. Foto itu memperlihatkan Kepala Staf TNI AU saat ini, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, di sebelah kokpit. Laporan Keuangan Ekspor Inggris 2020–21 mengungkapkan bahwa Indonesia diberikan buyer credit guarantee (jaminan kredit pembeli) sebesar GBP74,59 juta (USD88,62 juta) untuk akuisisi C-130.
Kemungkinan kelima pesawat C-130J-30 itu akan dioperasikan oleh Skadron Udara 31 TNI-AU demikian menurut Janes.
(Jane's)