Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) tidak akan mundur atas permintaannya untuk membeli jet tempur F-35 buatan AS, bahkan setelah partai oposisi menolak RUU anggaran 2023 dalam debat di Parlemen Thailand.
Menurut sumber RTAF, angkatan bersenjata akan membutuhkan delapan F-35 canggih, masing-masing sekitar 2,7 miliar baht, tanpa persenjataan, untuk meningkatkan armada jet tempurnya yang menua.
Angkatan Udara bermaksud untuk pengadaan jet untuk pilot dan teknisi sehingga mereka dapat berlatih sebelum mereka dilengkapi dengan persenjataan di kemudian hari.
Pelatihan untuk memastikan pilot siap membela kerajaan akan memakan waktu 10-12 tahun untuk diselesaikan, kata sumber itu.
Sedangkan proses pengadaan harus mendapat persetujuan dari pemerintah AS, kata sumber tersebut, seraya menambahkan masa negosiasi bisa memakan waktu sekitar dua tahun.
Jika disetujui, kontrak untuk tiga fase pembelian akan dirancang.
Angkatan udara bertujuan untuk mendapatkan tiga pesawat per tahun di setiap fase, dan prosesnya mungkin memakan waktu sekitar tujuh tahun.