Kehebatan Kapal Pemburu Ranjau Buatan Jerman yang Bakal Didatangkan KASAL

01 April 2023

KRI Pulau Fani MCMV 731 (photos : Kriegssel)

SURYA.co.id - Inilah kehebatan kapal pemburu ranjau buatan Jerman yang bakal didatangkan KASAL Laksamana Muhammad Ali.

Kapal pemburu ranjau tersebut bakal menambah jajaran alutsista yang memperkuat TNI AL.

Kapal pemburu ranjau adalah kapal yang dirancang khusus untuk mendeteksi dan menghancurkan ranjau laut.


Ranjau laut adalah perangkat peledak yang biasanya ditanamkan di dasar laut untuk merusak kapal-kapal musuh.

Kapal pemburu ranjau dilengkapi dengan teknologi pendeteksi dan penghancur ranjau, sehingga mampu menghilangkan ancaman ranjau laut.

Kapal pemburu ranjau biasanya memiliki peralatan seperti sonar dan magnetometer untuk mendeteksi ranjau laut. 


Setelah ranjau laut terdeteksi, kapal ini dapat menggunakan robot penghancur atau alat peledak lainnya untuk menghancurkan ranjau laut tersebut.

Kapal pemburu ranjau juga dapat membawa peralatan tambahan seperti kapal selam mini dan robot pengintai untuk membantu dalam tugas penghapusan ranjau laut.

Kapal pemburu ranjau umumnya digunakan oleh angkatan laut di seluruh dunia untuk melindungi kapal-kapal mereka dari ancaman ranjau laut yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kapal dan mengancam keselamatan awak kapal.


Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa satu kapal pemburu ranjau buatan Jerman segera datang ke Indonesia.

Rencananya, satu kapal yang akan memperkuat TNI AL itu diberangkatkan dari Jerman pada Mei 2023.


“Kalau kapal pemburu ranjau Mei baru diluncurkan dari Jerman,” ujar Ali saat ditemui di sela-sela bakti sosial korban gempa di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, pada Sabtu (18/3/2023).

Ali menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan memesan dua kapal pemburu ranjau.

“Tapi satu dulu mungkin ya (yang datang). Nanti satu menyusul, tapi selisihnya hanya beberapa bulan,” kata Ali.


Terkait ketibaan satu kapal pemburu ranjau itu, Kepala Dinas Penerangan AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Julius Widjojono mengatakan bahwa itu tergantung cuaca dan banyaknya pelabuhan singgah.

“Dulu saya pernah bawa KRI (kapal perang Republik Indonesia) dari Jerman ke Indonesia lebih kurang dua bulan,” kata Julius saat dikonfirmasi secara terpisah.

See ful article TribunNews

Subscribe to receive free email updates: