Ini Dia, Program Kerja Kementerian Pertahanan di 2024

22 Januari 2024

Rudal C-705 medium range anti-ship missile dengan jarak max 140 km (photo : Defense Studies)

Memasuki tahun 2024, Kemhan memiliki program kerja yang merentang dari diplomasi pertahanan hingga modernisasi alutsista TNI. Berikut adalah penjelasannya:

A. Diplomasi Pertahanan

a. Penyelesaian permasalahan garis batas darat antara Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara:

Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan garis batas darat antara Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara. Hal itu sejalan dengan Joint Press Statement antara Presiden RI dan Perdana Menteri Malaysia pada saat kunjungan kenegaraan yang dilaksanakan pada tanggal 7-8 juni 2023.

Saat itu, kedua pimpinan negara berkomitmen untuk menyelesaiakan permasalahan garis batas darat atau Outstanding Boundary Problems (JWG-OBP) di Sektor Timur.

Selain itu, ada pula rencana penandatangan MoU antara Indonesia-Malaysia terhadap penyelesaian garis batas darat di Segmen Pulau Sebatik, Segmen Sungai Sinapad dan Sungai Sesai, Titik B 2700-3100 dan segmen garis batas di antara Pilar AA 2 sampai dengan Pilar Barat di Pulau Sebatik. Diharapkan di bulan Juni tahun 2024 pada periode pemerintahan saat ini dapat di lakukan penandatangan MoU tehadap segmen tersebut.

b. Melanjutkan pelaksanaan forum-forum dialog bidang pertahanan dengan negara-negara sahabat antara lain:

o Defence Policy Dialogue (DPD) RI Vietnam

o Defence Policy Dialogue (DPD) RI Vietnam

o Joint Defence Security Cooperation Committee (JDSCC) RI Filipina

o Joint Defence Cooperation Committee (JDCC) RI Pakistan

o Sidang ke-44 GBC Malindo akan berlangsung di Malaysia. RI-Malaysia akan mengadakan pertemuan membahas struktur organisasi GBC Malindo yang disesuaikan dengan perkembangan/dinamika badan-badan di bawah GBC.

o Indonesia Australia Defence Strategy Dialogue (IADSD)

o Indonesia United Stated Security Dialogue (IUSSD)

o Bilateral Meeting RI New Zealand

o Indonesia Canada Defence Dialogue (ICDD)

o Indonesia France Defence Dialogue (IFDD)

o Indonesia Germany Security Political Staff Talks (IGSPST)

o Netherland Indonesia Strategic Talk (NIST) RI Belanda

o Defence Dialogue Meeting (DDM) RI Turki

Roket RHan-450 jenis ground to ground dengan jarak 100 km (photo: Ulasan)

B. Industri Pertahanan

Terkait industri pertahanan, terdapat program-program unggulan di unit eselon I Kemhan. Berikut adalah penjelasannya:

a. Badan Penelitian Kemhan

Untuk tahun ini, Badan Penelitian Kemhan akan mengerjakan sejumlah program terkait pengembangan alutsista. 

Pertama, penelitian dan pengembangan pembuatan Radar GCI (Ground Controlled Interceptor). Ini masuk dalam flagship prioritas riset nasional, yang telah dikerjakan sejak 2021 dan direncanakan tuntas pada 2027.

Penelitian dan pengembangan Radar GCI telah menggerakkan industri nasional, yaitu konsorsium yang terdiri dari PT LEN, PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI), PT Lapi ITB, PT Infoglobal Teknologi Semesta (ITS), dan PT Panorama Graha Teknologi. Diharapkan, kegiatan tersebut bisa meningkatkan kapabilitas industri pertahanan serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia nasional dalam penguasaan teknologi radar.

Kedua, penelitian dan pengembangan roket. Kemhan bekerja sama dengan Konsorsium Roket, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Pindad dan PT Dahana, secara bertahap, sejak 2013 meneliti dan mengembangkan roket pertahanan ground to ground jarak 100 kilometer dengan nama R-Han 450.

Hasilnya optimal. Ditandai dengan penguasaan beberapa teknologi kunci. Harapannya, beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu memproduksi dan mewujudkan kemandirian roket sehingga tidak tergantung lagi pada negara maju. Penguasaan teknologi roket akan menimbulkan deterrent effect (efek penggentar) bagi Indonesia.

Ketiga, pengembangan prototipe man portable surveillance radar (MPSR). Program ini di tahun 2024 memasuki tahap II-II. Dikembangkan untuk kesempurnaan fungsi dan manfaatnya bagi militer Indonesia. Output dari tahap sebelumnya yaitu kendaraan Coastal Radar, MPSR dilengkapi dengan camera thermal long range day and night, dengan cakupan area sekitar 3 Km untuk manusia, sekitar 5 Km untuk kendaraan, dan sekitar 15 Km untuk objek permukaan laut.

Man Portable Surveillance Radar (MPSR) coastal radar (photo: Defense Studies)

Menggunakan sistem mikrostript antena untuk peningkatan komponen spek militer, menggunakan komponen kelas 1, sudah menggunakan pengaturan setting noise clutter, peta dan terkoneksi GPS. Bahkan, post processing sudah bisa membedakan objek manusia, dilengkapi radio link, tersertifikasi, power optimum dan telah memiliki HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau hak cipta.

Kemhan juga mengembangkan smart bom. Penelitiannya memasuki tahap II-II. Bom pintar ini dikembangkan untuk pemenuhan bom di pesawat terbang tanpa awak dan di pesawat tempur TNI AU. Penting menguasai smart bomb agar dapat digunakan sebagai dasar pengembangan persenjataan lain yang dipandu menuju targetnya oleh perangkat elektronik seperti rudal. Penguasaan teknologi bom pintar diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk asing serta membangun kemandirian industri pertahanan kita.

Pemerintah juga mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan amunisi kaliber kecil. Pada 2024 dibangun sarana dan prototipe spherical powder propelan tahap IV. Sejak 2015 sampai 2020, Kemhan membangun pabrik dan fasilitas untuk produksi propelan senilai Rp 673 miliar, di area PT Dahana (Persero).

Wujudnya berupa pabrik Nitrogliserin, pabrik pemurnian Asam Nitrat dan Asam Sulfat (NAC/ SAC) serta fasilitas pendukungnya, yaitu power plant, water treatment, gedung laboratorium serta perkantoran. Fasilitas ini dibangun dengan teknologi dari BowasTec Austria. Kapasitas produksinya maksimum 5 Kg propelan, menggunakan teknik mechanical graining dengan alat jet cutting.

Sistem rudal nasional termasuk menjadi perhatian pemerintah, masuk dalam progam pembinaan potensi teknologi dan industri pertahanan. Dikerjakan konsorsium BUMN dan swasta terdiri dari: PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri (Persero), PT Pindad, PT Dahana, PT Aero Terra Indonesia, PT Mulia Laksana Adhitama dan PT Infoglobal Teknologi Semesta.

Pengembangan pesawat tanpa awak oleh Kemhan sudah memasuki tahun keempat, mengakuisi teknologi dari IDS Italia sejak 2019. Fungsi teknologi itu adalah menerbangkan pesawat tanpa awak serupa drone dan menjaga komunikasinya dengan ground control system. Mulai dari fase take off, menuju lokasi misi, melakukan misi hingga kembali landing ke pangkalan.

Radar GCI (Ground Controlled Interceptor) (photo: Defense Studies)

b. Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan

Pengembangan Sistem Rudal Nasional

Program pengembangan Sistem Rudal Nasional merupakan salah satu program pembinaan potensi teknologi dan industri pertahanan dalam rangka menguasai teknologi rudal dalam mendukung pemenuhan produk alpahankam. Pengembangan Sistem Rudal Nasional Tahun Anggaran 2024 telah memasuki tahap 4, di mana program ini direncanakan akan diselesaikan dalam jangka waktu enam tahapan/fase.

Program ini merupakan arah pembangunan teknologi pertahanan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2020-2024 dan merupakan Keputusan Ketua Harian Komite Kebijakan Industri Pertahanan Nomor: KEP/07/KKIP/IX/2014 tanggal 19 September 2014 tentang Program Nasional Industri Pertahanan. Program Rudal Nasional dikerjakan oleh konsorsium dengan melibatkan industri pertahanan nasional BUMN dan BUMS terdiri dari:

-PT Dirgantara Indonesia

-PT Len Industri (Persero)

-PT Pindad

-PT Dahana

-PT Aero Terra Indonesia

-PT Mulia Laksana Adhitama

-PT Infoglobal Teknologi semesta

Dalam program ini, pengembangan Sistem Rudal Nasional dilaksanakan oleh Ditjen Pothan Kemhan bersama PTDI sebagai leading sector yang dimulai tahun 2019. Pengembangan Sistem Rudal Nasional akan diselesaikan dalam jangka waktu enam tahapan/fase, dimulai Tahun Anggaran 2019 sampai dengan Tahun Anggaran 2024 dengan nilai total anggaran sebesar Rp 396,85 miliar untuk memenuhi target range 40 kilometer sampai dengan 120 kilometer. Adapun referensi pengembangan Sistem Rudal Nasional menggunakan Rudal C705 surface to surface.

Drone Elang Hitam (photo: Bambang Haryanta)

Joint Production Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Mission System

Joint Production PTTA Mission System merupakan salah satu program pembinaan potensi teknologi industri pertahanan yang dikembangkan PT Len Industri (Persero). Program tersebut merupakan kegiatan perekayasaan pengembangan PTTA, khususnya pada bagian mission system, di mana pengembangan itu mengakuisisi teknologi dari IDS Italia yang dimulai sejak tahun 2019.

Joint Production PTTA Mission System sudah memasuki tahun keempat. Target kegiatan saat ini adalah melakukan proof of technology mission system yang telah dikembangkan oleh PT Len Industri (Persero) selama ini. Mission system yang terintegrasi di dalam PTTA berfungsi untuk menerbangkan PTTA secara autonomus dan menjaga komunikasi antara PTTA dengan ground control system (GCS) mulai dari take off, menuju lokasi misi, melakukan misi, hingga kembali ke pangkalan.

Joint Production PTTA Mission System tahun anggaran 2024 merupakan lanjutan program pembinaan potensi teknologi industri pertahanan sebagai upaya mewujudkan kebutuhan terhadap teknologi untuk operasi militer dan nonmiliter yang erat kegunaannya untuk pengawasan patroli udara, pengawasan daerah perbatasan, yang dapat diimplementasikan pada sistem PTTA.

C. Modernisasi alutsista TNI

Menhan Prabowo akan melanjutkan pengadaan alutsista TNI yang ada sesuai prioritas dengan memanfaatkan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah. Tujuannya agar mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal agar TNI memiliki kekuatan dan kesiapan operasional yang baik dalam menghadapi potensi ancaman yang terus berubah dan berkembang sesuai situasi geopolitik dan geostrategis di tingkat global dan regional.


D. Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pertahanan

Menhan Prabowo memastikan pembentukan Komcad akan terus dilakukan. Pada tahun 2024, rencananya akan dibentuk personel Komcad dengan perincian:

-Rindam Jaya (350 orang)

-Rindam IV/ Diponegoro (375 orang)

-Rindam V/ Brawijaya (375 orang)

-Rindam XVI/Patimura (150 orang)

-RindamXVII/Cendana (150 orang)

-Kodikmar (500 orang)

-Wingdik 800/ Pgt (500 orang)

-Pusdik Armed/Pusdik Bekang (wanita) sebanyak 100 orang

E. Pembangunan Sistem Pendidikan Melalui Universitas Pertahanan RI

Menhan Prabowo akan melanjutkan pengembangan Unhan RI melalui penguatan kelembagaan, SDM, dan infrastruktur pendidikan agar mampu menghasilkan SDM bidang pertahanan yang mumpuni. Menhan Prabowo juga akan melanjutkan realisasi pembangunan 6 SMA Taruna Nusantara (Tarnus) Terintegrasi di enam lokasi di Indonesia yaitu di Cimahi (Jabar), Malang (Jatim), Maros (Sulsel), Tanah Datar (Sumbar), Ibu Kota Nusantara (IKN), dan NTT.

F. Proyek Bantuan Air Bersih Untuk Masyarakat Melalui Satgas Air Unhan RI

Menhan Prabowo memastikan Satgas Air Unhan RI akan terus melanjutkan pemetaan daerah-daerah yang sering mengalami kekeringan di seluruh wilayah Indonesia dan membangun sumur-sumur bor untuk penyediaan air bersih serta pertanian dengan melibatkan pemda, K/L terkait dan masyarakat.

(CNBC)

Subscribe to receive free email updates: