TLDM Akan Mengoperasikan Drone "ScanEagle" Di Stasiun LIMA, Spratly

15 Juli 2023

Peluncuran ScanEagle UAV (photo : TLDM)

(DSA) - Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) akan mengoperasikan sistem pesawat tak berawak "ScanEagle" di Stasiun LIMA yang terletak di Pulau Layang-Layang, Kepulauan Spratly.

Kehadiran drone “ScanEagle” beserta peralatan pendukungnya akan semakin meningkatkan kemampuan Intelligence, Surveillance and Reconnaisance (ISR) TLDM di sekitar Terumbu Layang-Layang dan Kepulauan Spratly secara umum.

Seperti kita ketahui, Kepulauan Spratly yang disebut-sebut kaya akan minyak dan gas bumi sedang “panas” dengan beberapa negara kawasan seperti China, Vietnam, dan Filipina mengklaim keseluruhan kawasan kepulauan itu atau sebahagiannya adalah hak milik mereka.

China, misalnya, telah menjadikan beberapa terumbu karang di Kepulauan Spratly sebagai basis militernya, menampung pesawat militer, radar dan fasilitas komunikasi, serta kapal perang.

Stasiun LIMA di pulau Layang-layang (photo : DSA)

Langkah TLDM menempatkan sistem drone ScanEagle di Stasiun Lima, Pulau Layang-Layang tentu akan meningkatkan kemampuannya dalam memantau perairan milik negara di Kepulauan Spratly.

TLDM diyakini memiliki 12 drone ScanEagle yang dikembangkan oleh perusahaan Boeing-Insitu.

Sistem drone tersebut disumbangkan ke Malaysia oleh Amerika Serikat di bawah program Maritime Security Initiative (MSI) yang bertujuan untuk meningkatkan pemantauan maritim dan kemampuan pertahanan negara-negara mitra Washington.

Menurut pernyataan Departemen Pertahanan pada Mei 2019, dikatakan bahwa perusahaan Insitu mendapatkan kontrak senilai US$48 juta untuk memasok 48 sistem drone ScanEagle ke Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Vietnam.

Terumbu karang Layang-layang (image : GoogleMaps)

TLDM mulai menerima sistem drone ScanEagle pada Mei 2020 dan saat ini dioperasikan oleh Skuadron 601 yang berbasis di pangkalan TLDM Kota Kinabalu.

Drone ScanEagle memiliki berat sekitar 22kg dengan kecepatan maksimum 150 km/jam, memungkinkannya beroperasi selama 12 jam dengan ketinggian operasi ideal mulai dari 762 meter hingga 1.524 meter.

Keinginan TLDM untuk menyebarkan drone ScanEagle di Kepulauan Spratly pertama kali dilaporkan oleh blog pertahanan lokal, Malaysian Defence setelah Kementerian Pertahanan mengiklankan pemberitahuan kutipan “PERKHIDMATAN SEWAAN MOBILISASI ASET DAN PERALATAN UNMANNED AERIAL SYSTEM (UAS) SCANEAGLE KE STESEN LIMA TLDM” di laman web eperolehan.gov.my semalam.

Skuadron 601 TLDM dengan 12 UAV ScanEagle (photo : Skuadron 601)

Pemberitahuan tersebut adalah untuk mengundang pihak yang berkepentingan untuk menyediakan layanan sebagai paket "door-to-door" untuk mentransfer sistem ScanEagle lengkap bersama dengan peralatan dan kendaraan pendukung dari Stasiun Udara Kota Kinabalu di Pangkalan TLDM Kota Kinabalu ke Stasiun LIMA TLDM.

Pelayanan menggunakan tongkang atau kapal kargo dan pemindahannya perlu dilakukan sekaligus (single trip) sampai semua peralatan ditempatkan di lokasi yang ditentukan.

Waktu pelayaran dari Kota Kinabalu ke Stasiun LIMA di Pulau Layang-Layang diperkirakan memakan waktu sekitar 32 jam tergantung kondisi cuaca. 

(DSA)

Subscribe to receive free email updates: