Pesawat pembom B-52H Stratofortress saat singgah di RAAF Base di Darwin (photo : US DoD)
Amerika Serikat telah mendanai fasilitas bahan bakar baru di Pangkalan Angkatan Udara Australia (RAAF) Darwin di Australia utara untuk mendukung rencana penempatan pesawat militer AS di lokasi ini sebagai bagian dari Enhanced Air Cooperation/Peningkatan Kerjasama Udara (EAC) antar negara.
Fasilitas bahan bakar baru ini awalnya diumumkan dalam pernyataan bersama oleh Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada 25 Oktober. Biden dan Albanese menggambarkan penyelesaian fasilitas bahan bakar baru di Pangkalan RAAF Darwin sebagai kemajuan dalam mendukung “pengumuman pertahanan penting secara strategis yang dibuat pada AUSMIN 2023”. Mereka menambahkan bahwa fasilitas bahan bakar baru akan “mendukung [EAC] antara Amerika Serikat dan Australia”.
RAAF Base di Darwin (image : GoogleMaps)
Dalam pernyataannya pada 30 Oktober, Departemen Pertahanan Australia (DoD) menambahkan bahwa pembangunan fasilitas bahan bakar baru telah selesai pada Juni 2023.
“Fasilitas bahan bakar yang baru selesai dibangun ini meningkatkan kemampuan operasional dan dukungan untuk latihan … dan merupakan investasi yang signifikan di bawah program infrastruktur United States Force Posture Initiatives (USFPI),” kata Departemen Pertahanan.
Dengan nilai USD76 juta, proyek penyimpanan bahan bakar tersebut dikelola oleh Komando Sistem Teknik Fasilitas Angkatan Laut Amerika Serikat, Pasifik, menurut Departemen Pertahanan. Kontrak konstruksi diberikan kepada Nova Nacap JV, perusahaan patungan Amerika Serikat/Australia. “Proyek ini sejalan dengan tanggapan pemerintah terhadap Defence Strategic Review (DSR) untuk meningkatkan kesiapsiagaan, berinvestasi pada jaringan infrastruktur utara, dan memberikan solusi bahan bakar yang berketahanan,” kata Departemen Pertahanan.
(Jane's)