Pesawat Grob G 120 TP-A yang digunakan Skadik 101 untuk pelatihan dasar penerbang TNI AU (photos : Liputan 6)
Liputan6.com, Jakarta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU telah memiliki pesawat untuk mendidik calon penerbang, salah satunya pesawat Grob G 120 TP-A. Pesawat tersebut telah digunakan pada Skadron Pendidikan (Skadik) 101 di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta.
Salah satu instruktur Skadik 101, Kapten Yoga Kertiyasa mengatakan, Skadron Pendidik (Skadik) 101 berada di bawah Wing Pendidikan (Wingdik) 100/Terbang. Pada satuan tersebut untuk memberikan pelatihan terbang mengoperasikan pesawat Grob 120 TP-A buatan Jerman.
"Pesawat ini datang ke Indonesia sejak 2013, untuk mencetak atau membentuk para pengawal dirgantara di awal, khususnya pada latihan dasar," ujar Yoga kepada Liputan6.com, Sabtu (23/12/2023).
Yoga menjelaskan, pesawat Grob 120 TP-A di Skadik 101 digunakan taruna TNI AU dan Sekolah Penerbang Prajurit Sukarela Dinas Pendek (Sekbang PSDP) TNI. Untuk Sekbang PSDP terdiri dari tiga matra, yakni TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
"Untuk Sekbang PSDP ini setelah lulus akan ditempatkan di masing-masing matra. Begitu pun dengan Taruna AAU akan melanjutkan latih lanjut dengan menggunakan pesawat Wong Bee," jelas Yoga.
Adapun spesifikasi dari Pesawat Grob 120 TP-A memiliki kategori utility dan aerobatic. Karakteristik umumnya, pesawat Grob 120 TP-A memiliki panjang 8,4 meter, lebar sayap 10,3 meter, tinggi 2,6 meter.
"Untuk pesawat grup ini ini daya jelajahnya 23.000 feet dan cruising speed nya adalah 237 Knot," ucap Yoga.
Siswa Bakal Terbang Solo Usai Lalui Sejumlah Fase
Pesawat Grob 120 TP-A digerakkan dengan baling-baling mesin turbo dengan mesin Rolls Royce 250-B17 F. Sedangkan baling-balingnya menggunakan MTV-5-1-D-C-F-E(A)/CFR210-56.
“Siswa akan dilatih menggunakan pesawat ini dengan didampingi instruktur," jelas Yoga.
Yoga mengungkapkan, siswa akan melalui sejumlah fase yang diarahkan instruktur hingga dapat melakukan terbang solo. Namun, sebelum terbang solo, ada sejumlah rangkaian cek yang harus dilalui siswa.
"Apabila dinyatakan lulus, siswa akan melaksanakan terbang solo. Satu instruktur memegang satu sampai dua siswa," ungkap Yoga.