Pussenarmed Kodiklatad senantiasa meningkatkan kapasitas kemampuan satuan Armed TNI AD dengan modernisasi Alutsista kesenjataan Armed diantaranya Rematerialisasi meriam 105 mm GS (AMX) menjadi meriam 155 mm M109 A4BE. Dan nantinya akan ada 2 satuan yang akan mengoperasionalkan Meriam 155 mm GS M109 A4BE. Walaupun secara Orgas belum dinyatakan resmi, namun Meriam 155 mm GS M109 A4BE sudah dioperasionalkan dalam latihan YTP tahun 2020 dan 2021 serta Latbakjatrat Terpadu Pussenarmed Kodiklatad di tahun 2021. Meriam ini merupakan produksi dari negara USA di tahun 1968 dan diupgrade di Belgia tahun 2007. Dan diterima oleh Pussenarmed Kodiklatad pada tahun Tahun 2017.
Alutsista Meriam 155 mm GS M109 A4BE tersebut belum memiliki kelengkapan kesisteman Alutsista Meriam 155 mm GS M109 A4BE yaitu tidak adanya perangkat pimpinan tembakan (Pibak 155) dari pabrikan secara komputerisasi.
Alat pengendali tembakan komputer diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sistem senjata Armed dalam menpercepat kinerja Satuan Armed menggunakan Alutsista lama untuk memberikan bantuan tembakan secara cepat, tepat dan kontinyu. Sebagai tindak lanjutnya dengan sarana bantuan tembakan yang dimilikinya, Satuan Armed dapat menghancurkan sarana bantuan tembakan musuh.
Belum adanya Pihak pada kesisteman Meriam 155 mm M109 A4BE, sehingga untuk perhitungan data tembak menggunakan peralatan FCS (Firing Control System) yang berada pada Meriam itu sendiri. Namun terdapat kelemahan FCS tersebut, tidak dapat mengkoreksi jatuhnya peluru sehingga data yang ditembakkan menggunakan data yang sama selama tembakan pelaksanaan.
Belum adanya Alkap peninjauan pada kesisteman 155 mm M109 A4BE untuk mengkoreksi jatuhnya peluru, karena sistem koreksi yg diminta oleh alat FCS pada Pucuk 155 bukan dalam bentuk arah Ka/Ki atau Ma/Mu dari sudut tinjau, melainkan Timur/Barat dan Utara/Selatan, sehingga dalam mengkoreksi jatuhnya peluru harus dihitung terlebih dahulu koordinatnya kemudian baru dicari koreksi terhadap Timur/Barat dan Utara/Selatan ke Sasaran (Alat yg bisa digunakan adalah Leica Vektor atau Kalkulator Kurmed).
Nilai tambah
Nilai tambah secara umum dapat dijelaskan bahwa Aldalbak ini menggunakan komponen-komponen yang diintegrasikan dalam satu controll system dimana sistem kerjanya dimulai dari penggunaan teropong peninjau untuk bisa mengakuisisi posisi peninjau pada suatu daerah disertai dengan diketahuinya arah dan jarak suatu obyek (sasaran) sehingga akan didapatkan koordinat dengan koreksi penembakan jatuhnya peluru dengan menggunakan komponen GPS untuk mengetahui posisi saat ini dan dikombinasikan dengan Laser Range Finder (LRF) untuk mengetahui jarak dari koordinat yang nantinya akan dikirim ke komputer pibak melalui jaringan komunikasi telemetry jarak jauh. Setelah data diterima oleh komputer pibak, maka komputer pibak akan mengolah data tersebut sesuai dengan database perhitungan yang telah ada di komputer pibak yang pada akhirnya akan didapatkan data tembak yang akan digunakan oleh Satbak dalam melaksanakan penembakan.
Prototipe Aldalbak sudah digunakan dalam YTP Yonif Raider 301/KS Dam III/Slw tahun 2020, kegiatan YTP Yonif Mekanis 203/AK Dam Jaya tahun 2021 dan Latbakjatrat Terpadu Pussenarmed TA 2021. Perangkat prototipe Aldalbak ini diintegrasikan dengan meriam 155 mm M109 A4BE yang belum diinstal perangkat Aldalbak. Prototipe Aldalbak Komputer merupakan hasil Litbanghan TA 2018 dan sudah memperoleh sertifikasi Dislitbangad pada tahun 2019. Perangkat prototipe Aldalbak ini diintegrasikan dengan meriam 155 mm M109 A4BE yang belum diinstal perangkat Aldalbak.