Pesawat tempur Mirage 2000-9 UAE (photo : Alex Maras)
Bandung - Kementerian Pertahanan (Kemhan) berencana untuk membeli Mirage 2000-9 milik United Arab Emirates (UAE). Rencana ini diungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto setelah pihaknya berhasil membeli 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas Qatar.
Prabowo mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan negosiasi dengan UAE untuk membeli pesawat jet tempur Mirage 2000-9 itu. Kata Prabowo, pembelian pesawat ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pesawat tempur Indonesia yang sudah berumur tua.
"Kita lagi nego juga dengan Emirates, mereka punya juga Mirage 2000-9. Ini lagi kita nego juga mudah-mudahan kita bisa mengakuisisi ini untuk menjaga sekarang sampai lima tahun sampai pesawat-pesawat kita yang baru full ada di kita," ujar Prabowo di Bandung, Jumat, 16 Juni 2023.
Selain Emirates, Prabowo juga menyebut program kerja sama dan negosiasi di bidang pertahanan terus dilakukan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Turki dan Korea Selatan.
"Kita ada program sama Korea, KFX, juga sedang nego dengan Amerika, F15 dan sedang nego serta menjajaki kerja sama dengan PT DI dengan Turki mengembangkan juga pesawat generasi kelima dengan Korea generasi 4.5," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia membeli 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas pemakaian Qatar. Meski bekas, pesawat jet tersebut dipastikan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dapat dipakai sampai 20 tahun ke depan.
Hal itu ditegaskan Prabowo lantaran pesawat jet Mirage 2000-5 itu jam gerbangnya masih sedikit. Terlebih, Qatar merupakan negara kecil.
"Mirage ini cukup canggih dan walaupun dikatakan bekas, tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil. Jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," kata Prabowo kepada wartawan di Bandung, Kamis, 15 Juni 2023.
Konfigurasi persenjataan pesawat tempur Mirage 2000 (photo : MBDA)
Tak hanya itu, Prabowo menyebut pesawat Mirage juga paling potensial dibeli saat ini. Sebab, untuk pengadaan pesawat baru seperti Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle itu membutuhkan waktu delivery yang cukup lama.
Sehingga, pembelian pesawat bekas dinilai menjadi langkah yang tepat. Adapun pesawat Rafale pertama itu diperkirakan akan terlaksana pada Januari 2026 mendatang. Sedangkan untuk pesawat F-15 masih dalam proses pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat dengan skema FMS (Foreign Military Sales).
"Ya jadi sebagaimana diketahui kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, diterent kita, kekuatan penangkal, dan saat ini banyak sekali pesawat kita yang sudah tua dan harus kita refurbished. Kita sedang perbaiki," kata Prabowo.
"Dan kita akan beli pesawat-pesawat yang baru, modern, sudah kita kontrak, sudah kita pesen Rafale dari Perancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, beberapa bulan (yang lalu), datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat. Dengan itu, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5," pungkasnya.
(Viva)