17 Juni 2023
DEFEND ID holding perusahaan pertahanan Indonesia beserta perusahaan afiliasinya (image : LEN)IDXChannel - Prabowo Subianto mengklaim kontrak Industri pertahanan dengan BUMN naik hingga 800 persen selama dia menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.
Prabowo mengatakan, selang beberapa minggu menjadi Menhan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi tugas agar industri pertahanan bisa kuat dan mandiri.
“Alhamdulillah bahwa saya selama menjadi Menteri Pertahanan, kontrak untuk BUMN Industri Pertahanan naik 800 persen,” ujar Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023).
Prabowo menambahkan, pertahanan menjadi bagian penting bagi bangsa Indonesia.
“Industri pertahanan adalah bagian vital dalam pembangunan. Bagian yang menentukan dari kemerdekaan kita, kedaulatan kita. Ke depan saya yakin industri pertahanan kita akan bangkit dan lebih berprestasi,” imbuh Prabowo.
Lalu, seperti apa industri pertahanan RI?
Mengintip Industri Pertahanan RI
Di Indonesia, industri pertahanan berada di bawah naungan DEFEND ID. Defence Industry Indonesia (DEFEND ID) adalah holding BUMN Industri Pertahanan yang terdiri dari PT Len Industri (Persero) sebagai induk yang berfokus pada bisnis Electronics System.
PT Len Industri memiliki anak perusahaan, diantaranya PT Dahana yang berfokus pada Energetic Materials, PT Pindad yang berfokus pada peralatan Land Platform, Weapon, Munition, Heavy Equipment, PT Dirgantara Indonesia berfokus pada Aerospace Platform, dan PT PAL Indonesia yang berfokus pada Naval Platform, Shipbuilding.
Rincian pendapatan DEFEND ID per sektor pada tahun 2022 (image : IDX Channel)Diketahui Defend ID menyampaikan realisasi pendapatan sepanjang 2022 kepada Komisi VI DPR saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Januari lalu.
Realisasi pendapatan pertahanan mencapai Rp9,94 triliun sepanjang 2022 atau 50,5% dari seluruh pendapatan. Adapun pendapatan dari non pertahanan mencapai Rp9,76 triliun atau sekitar 49,5%.
Dalam laporan tersebut pendapatan Len Industri di produk defense electronics mencapai Rp1,35 triliun, naik 36,9% dibanding 2021.
Untuk produk senjata, amunisi, kendaraan khusus pendapatan mencapai Rp3,9 triliun, naik 27,7% dibanding tahun sebelumnya.
Pendapatan dari produk kapal perang mencapai Rp2,24 triliun dengan kenaikan 39,8% dibandingkan 2021.
Adapun pendapatan dari produk terkait pertahanan sekitar Rp70 miliar atau naik 7,5% dibandingkan tahun 2021.
Untuk produk pesawat terbang dan helikopter, pendapatan negara hanya mencapai Rp2,36 triliun atau turun 5% dibanding 2021.
Di sektor non pertahanan, yakni produk railway signaling, renewable energy, ICT, dan sistem navigasi tercatat memperoleh pendapatan Rp3,41 triliun, turun 10,2% dibanding 2021.
Pendapatan pada alat berat, mining service maupun infrastruktur sebanyak Rp2,44 triliun sedangkan produk rekayasa umum mencapai Rp300 miliar.
Pendapatan dari explosive manufacturing, drilling and blasting related service mencapai Rp3,31 triliun, naik 74,8% dari 2021.
Adapun pendapatan dari engineering service, aerostructure, product support service sebanyak Rp310 miliar, turun 23,9% dibanding tahun sebelumnya.
Industri Pertahanan di AS
Di Amerika Serikat (AS), Industri pertahanan dikuasai sepenuhnya oleh pihak swasta.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi anugerah bagi perusahaan pertahanan AS yang memproduksi rudal, kapal induk, jet bomber, teknologi pengawasan, dan satelit militer.
See full article IDX Channel