Dengan bobot peluncuran 280 kg, Blue Shark dapat mencapai target pada kedalaman hingga 450 m dan pada jarak 6,5 n mil. Torpedo dapat meluncur dengan kecepatan 45 knot (photo : Jane's)
Korea Selatan siap mengirimkan torpedo Cheong Sangeo (K745/Blue Shark) batch kedua ke Angkatan Laut Filipina (PN). Namun, Janes memahami bahwa Filipina telah menunda pengadaan tersebut.
Kesepakatan itu pertama kali diumumkan pada Agustus 2021. Saat itu, Departemen Pertahanan Nasional Filipina (DND) mengatakan bahwa kesepakatan itu dilaporkan menelan biaya sekitar PHP722,3 juta (USD12,9 juta).
Seorang sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan kepada Janes bahwa dokumentasi untuk penjualan gelombang kedua telah disiapkan pada Desember 2022. “Namun, enam bulan kemudian, belum ada pergerakan pengadaan,” tambah sumber tersebut.
Sumber tersebut berbicara pada Pameran Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2023 yang digelar di Malaysia pada 23-27 Mei lalu.
Janes memahami bahwa batch kedua torpedo adalah untuk melengkapi helikopter Leonardo AW159 yang dioperasilan PN dan pada dua frigat ringan general purpose PN kelas Jose Rizal buatan Korea Selatan. Torpedo diperoleh melalui negosiasi Langsung dengan LIG Nex1 di bawah proses akuisisi Government-to-Government (G2G).
Menurut data Janes, Blue Shark adalah torpedo anti-kapal selam yang diluncurkan dari kapal dan udara. Dikembangkan oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan untuk Angkatan Laut Republik Korea (RoK), torpedo ringan tersedia untuk ekspor. Kontraktor utama untuk torpedo tersebut adalah perusahaan Korea Selatan LiG Nex 1.
Tidak jelas berapa banyak torpedo yang akan dijual ke Manila pada gelombang kedua ini. LiG Nex 1 menolak berkomentar kepada Janes tentang detail spesifik dari pesanan tersebut, dengan alasan kerahasiaan.
(Jane's)