Pesawat tempur Rafale dengan senjata lengkap (photo : RafaleNews)
AIR SUPERIORITY Configurations-Offensive Counter Air (SWEEP / ESCORT / HVAAatk), Support Air Operations (RESCAP) (image : RafaleNews)
AIR SUPERIORITY Configurations-Offensive Counter Air (SWEEP / ESCORT / HVAAatk), Support Air Operations (RESCAP) - Heavy load (image : RafaleNews)
GROUND ATTACK configurations-Close Air Support (image : RafaleNews)
GROUND ATTACK configurations-OCA Strike/Deep strike (image : RafaleNews)
GROUND ATTACK configurations-Deep strike from aircraft carrier (image : RafaleNews)
JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Udara (AU) menyatakan siap mengoperasikan jet tempur Rafale asal Perancis seiring telah efektifnya kontrak pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut.
Sebanyak enam dari 42 Rafale pesanan Indonesia diprediksi akan tiba di Tanah Air pada akhir 2026.
AIR SUPERIORITY Configurations-Quick Reaction Alert Interception (image : RafaleNews)
“Jadi nanti pada waktunya kurang lebih tiga tahun ke depan, TNI Angkatan Udara siap mengoperasikan pesawat tersebut,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (29/9/2022) sore.
Indan mengungkapkan, saat ini TNI AU juga mulai menyiapkan calon penerbang dan tim teknisi pemeliharaan jet Rafale.
Pelatihan bagi calon penerbang dan tim teknisi pemeliharaan Rafale tersebut sudah masuk dalam perencanaan TNI AU ke depan.
AIR SUPERIORITY Configurations-Defensive Counter Air (BARCAP / TARCAP / HAVCAP) (image : RafaleNews)
“TNI Angkatan Udara sudah merencanakan pengoperasian baik dari sisi penerbang kita sudah merencanakan penerbangnya, kemudian teknisi yang akan memelihara, itu juga sudah disiapkan,” kata Indan.
AIR SUPERIORITY Configurations-Defensive Counter Air (BARCAP / TARCAP / HAVCAP) - Heavy load (image : RafaleNews)
Diketahui, kontrak pembelian enam jet Rafale telah aktif sejak 9 September 2022.
Kontrak tersebut dinyatakan efektif setelah Indonesia membayar cicilan pertama.
GROUND ATTACK configurations-OCA Strike / Air Interdiction / SEAD Strike / Close Air Support (image : RafaleNews)
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, setelah membayar cicilan pertama, Indonesia kini tinggal menanti selesainya produksi enam Rafale untuk siap dipakai.
“Kita tinggal menunggu produksi Rafale selesai,” ujar Dahnil, Rabu (21/9/2022).
GROUND ATTACK configurations-Close Air Support (Low collateral damages) (image : RafaleNews)
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebelumnya telah meneken kontrak pengadaan 42 Rafale dengan Dassault Aviation, produsen Rafale yang merupakan perusahaan penerbangan Perancis.
Penandatanganan kontrak berlangsung di Kantor Kemenhan, Jakarta, pada 10 Februari 2022.
GROUND ATTACK configurations-OCA Strike / Air Interdiction (image : RafaleNews)
Momen penandatanganan juga disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menhan Perancis Florence Farly.
Sebagai langkah awal, Indonesia mengakuisisi enam unit lebih dulu untuk mendatangkan 42 Rafale secara keseluruhan.
36 pesawat Rafale sisanya
Usai menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa 36 Rafale lainnya akan didatangkan Indonesia dalam waktu dekat.
GROUND ATTACK configurations-Anti ship strike (image : RafaleNews)
"Akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan," ujar Prabowo.
GROUND ATTACK configurations-Ground attack configurations - Nuclear strike (image : RafaleNews)
Sebagai informasi, Rafale dikenal sebagai pesawat serba bisa karena dapat digunakan untuk berbagai misi.
SUPPORT AIR OPERATIONS configurations - RECO Strike (image : RafaleNews)
Misalnya, interdiction (larangan), aerial reconnaissance (pengintaian udara), ground support (dukungan darat), anti-ship strike (serangan antikapal) dan nuclear deterrence mission (misi pencegahan nuklir).
SUPPORT AIR OPERATIONS configurations - Air to Air Refuel (image : RafaleNews)
Pesawat yang muncul pertama kali pada 2001 itu hingga kini sudah digunakan oleh enam negara di luar Perancis. Antara lain, Qatar, Yunani, India, Uni Emirat Arab, Kroasia, dan Mesir.
(Kompas)