Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berharap Indonesia bisa membeli jet tempur F-15 EX asal Amerika Serikat dengan pembayaran secara bertahap. Prabowo berbicara kemampuan anggaran negara yang saat ini mengedepankan pembangunan ekonomi.
"Kita jelas minta bahwa kita harus bisa beli dengan istilahnya membayar nyicil begitu, kemampuan kita kan tidak bisa sekaligus. Pemerintah selalu mendahulukan pembangunan ekonomi dan sebagainya," kata Prabowo di kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022).
Prabowo mengatakan proses negosiasi pembelian F-15 EX masih dilakukan. Selain itu, dia berbicara mengenai proses pengadaan pesawat tempur Rafale asal Prancis.
"Kita sudah cukup lanjut dengan Rafale, dan kita sedang menegosiasi terus dengan pihak lain, F-15," kata Prabowo.
"Tapi tentunya nanti ini terus negosiasi tergantung yang akan sangat dipengaruhi oleh terms of finance dan mereka tawarkan kepada kita," jelas Prabowo.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dilaporkan menyetujui rencana penjualan jet tempur F-15 ke Indonesia. Ada 36 jet tempur buatan Boeing AS serta alutsista lainnya senilai USD 14 miliar yang disetujui pada Kamis kemarin.
"Pada hari Kamis menyetujui potensi penjualan USD 14 miliar ke Indonesia dari 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer lainnya," kata sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Jumat (11/2/2022).
Penjualan yang diusulkan itu disebut dapat meningkatkan keamanan mitra regional yang dapat meningkatkan kekuatan stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Tanpa mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah tersebut.
"Tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan itu," ujarnya.
Evolusi pesawat tempur Indonesia seperti digambarkan oleh formiler (image : Gara_Nam)
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan TNI AU hingga 2024 akan merealisasi akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap, dua di antaranya pesawat multi-role combat aircraft, F-15 EX dan Dassault Rafale.
"Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap. Beberapa di antara alutsista tersebut adalah pesawat multi-role combat aircraft F-15 EX dan Dassault Rafale, Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker yakni Multi Role Tanker Transport, pesawat angkut C-130 J, UCAV berkemampuan MALE dan berbagai alutsista lainnya," kata Fadjar di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/2/2021).
Jet tempur F-15EX merupakan produk dari perusahaan dirgantara, Boeing. Dilansir dari situs Boeing, F-15EX menyelesaikan penerbangan pertama pada 2 Februari 2021.
Varian modern dari F-15 ini juga mencakup kontrol penerbangan fly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern dan ADCP-II, dan diklaim beroperasi dengan komputer misi tercepat di dunia.
F-15EX menampilkan sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
Boeing menjelaskan produknya ini mengantongi sertifikasi pengangkutan senjata yang tak tertandingi dan izin muatan memungkinkan pengangkutan senjata canggih, yang tidak dapat dibawa di teluk internal seperti senjata hipersonik.
Boeing juga mempromosikan kecanggihan radar dan sensor jet tempur F-15EX, di mana menghadirkan rangkaian peperangan elektronik terintegrasi untuk memberikan spektrum perlindungan penuh sambil memungkinkan keterlibatan dominan dari ancaman baru dan yang muncul.
Masih dari situs Boeing, F-15EX diklaim menampilkan kokpit abad ke-21, menyediakan akses waktu nyata terkait informasi medan perang dan meningkatkan pemahaman pilot tentang lingkungan mempercepat pengambilan keputusan saat bertempur.
Terakhir, Boeing mengatakan F-15EX menghadirkan arsitektur Sistem Misi Terbuka untuk memungkinkan penyisipan, teknologi digital yang cepat.
(Detik)