KRI Bung Karno 633 (photo : Antara)
Batam - TNI AL meluncurkan Kapal Korvet Bung Karno-369. Kapal tersebut nantinya akan menggantikan kapal kepresidenan KRI Barakuda-633 yang sudah beroperasi selama 27 tahun.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, kapal Korvet Bung Karno-369 merupakan 100 persen buatan anak negeri. Kapal tersebut dibangun di galangan PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kepulauan Riau.
"Kapal korvet Bung Karno ini nantinya difungsikan sebagai kapal kepresidenan untuk mendukung berbagai kegiatan protokoler dan untuk tugas diplomatik kenegaraan. Sebagai kapal kepresidenan, kapal korvet Bung Karno nantinya akan menggantikan KRI Barakuda," kata Laksamana Muhammad Ali saat peluncuran Kapal Korvet Bung Karno-369 di Batam, Rabu (19/4/2023).
KRI Bung Karno 633 (photo : Batampos)
Kapal Korvet Bung Karno-369 itu hadir untuk memperkuat armada TNI AL. Kapal itu mendukung TNI AL dalam pelaksanaan Operasi Militer untuk Perang (OMP), serta mendukung Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
"Pembangunan kapal ini oleh PT Karimun Anugrah Sejati, di Batam, sejak dipesan pada 21 Juni 2022. Kapal ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada pertengahan bulan Juni 2023 di Jakarta bersamaan dengan Hari Lahirnya Pancasila dan hari lahirnya Presiden RI yang pertama Soekarno," ujarnya.
Kapal Korvet Bung Karno-369 ini diklaim akan lebih unggul dari pendahulunya KRI Barakuda. Salah satu kelebihan korvet Bung Karno ialah merupakan kapal penjelajah yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap.
KRI Bung Karno 633 (photo : Detik)
"Kapal Kepresidenan KRI Barakuda adalah jenis kapal patroli, sedangkan Korvet Bung Karno ini merupakan jenis kapal penjelajah. Kapal ini nanti persenjataannya akan lebih lengkap jika dibandingkan KRI Barakuda," ujarnya
Kapal Korvet Bung Karno memiliki dimensi, kapal ini juga lebih besar dengan panjangnya sekitar 73 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 5 meter. Korvet Bung Karno memiliki berat 650 ton dengan anak buah kapal sebanyak 55 orang personel dengan kecepatan jelajah 22 knot dengan kecepatan maksimal 24 Knot.
"Fungsi utama dari kapal ini yakni kapal protokoler kepresidenan maupun pejabat negara yang menaiki kapal tersebut. Kapal ini nantinya juga akan dipersenjatai dengan meriam dan peluru kendali, dan beberapa sensor-sensor yang bisa mendeteksi segala ancaman baik dari udara, permukaan, maupun bawah air," ucapnya.
KRI Bung Karno 633 (photo : Airspace Review)
Kapal Korvet Bung Karno nantinya akan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia tergantung kebutuhan. Penamaan kapal tersebut dilatarbelakangi oleh tekad dan perjuangan Presiden Soekarno.
"Kami belum memutuskan, apakah nanti akan ditempatkan di Armada I, Armada II atau Armada III. Pada intinya dari segi logistik, bisa didukung di seluruh wilayah Indonesia," sebutnya.
"Penamaan kapal korvet ini diberi nama kapal Korvet Bung Karno, melalui proses panjang. Pemilihan nama presiden pertama ini dengan harapan dapat meneladani kebulatan tekad dan kegigihan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan menjaga kedaulatan negara," ujarnya.
(Detik)