Lanza Radar LTR-25 buatan Indra, Spanyol (photos : Indra)
Pertengahan tahun lalu, Kementerian Pertahanan mengiklankan tender untuk mendapatkan radar pertahanan udara jarak jauh (long-range air defense radar) untuk memenuhi kebutuhan Royal Malaysian Air Force (RMAF), terutama dalam pemantauan negara wilayah udara di Laut Cina Selatan (tentu saja 'pihak asing' juga tertarik)
Tender ditutup pada 30 Agustus 2021 dan proses pengadaan telah berjalan lancar dengan pejabat senior Kementerian Pertahanan dikatakan baru saja menyelesaikan penilaian fisik radar terpilih.
Defense Security Asia memahami bahwa Kementerian Pertahanan telah memilih dua perusahaan pemasok radar jarak jauh untuk tender, dengan pemenang tender akan diumumkan dalam waktu dekat.
Salah satu perusahaan terpilih yang diinformasikan kepada admin adalah Indra yang berbasis di Spanyol dan merupakan salah satu pemain utama dalam teknologi radar di Eropa dan Asia Pasifik.
Meski tidak setenar perusahaan AS atau Prancis, Indra (bukan perusahaan India) adalah pemain utama di sektor manufaktur radar (militer dan komersial) di Eropa dan di seluruh dunia.
Radar yang diproduksi oleh perusahaan Indra telah digunakan oleh banyak negara di dunia, baik untuk sektor pertahanan maupun komersial.
Bahkan, negara-negara produsen sistem radar seperti Prancis, Turki, Korea Selatan, Inggris, India dan beberapa negara lain telah mempercayakan sistem radar militer dan komersial produksi Indra.
Di Asia, radar produksi Indra banyak digunakan di beberapa negara Asia Timur.
Untuk tender radar pertahanan udara jarak jauh yang akan dioperasikan oleh RMAF, perusahaan Indra menawarkan "Lanza Radar LTR-25" yang merupakan sistem radar modern, radar 3D full solid-state yang dikembangkan sebagai hasil dari dekade perusahaan dan pengalaman di lapangan. Ini adalah L-Band, berkemampuan ECCM, anti-clutter, mudah digunakan, pendeteksi dan radar pelacakan Rudal Balistik Taktis (Tactical-Ballistic Missile -TBM)
Admin memahami bahwa radar pertahanan udara jarak jauh ini akan ditempatkan di Bintulu, untuk menjadi "mata dan telinga" negara di Laut Cina Selatan.
Bintulu juga akan menampung pangkalan udara "Bare Bone Base" RMAF yang direncanakan akan dibangun di bawah Rencana Malaysia ke-12 serta Markas Besar Regional 4 (MAWILLA 4) Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RLDM).
Di antara spesifikasi Lanza Radar LTR-25 yang diproduksi oleh perusahaan Indra adalah mampu mendeteksi pesawat (pesawat non-kooperatif) sejauh 250 mil laut (sekitar 460km) bahkan dalam kondisi cuaca buruk dan Tindakan Electronic Counter Measures (ECM) yang parah.
Radar hasil produksi Indra ini dapat dikerahkan untuk beroperasi di suatu lokasi dalam waktu kurang dari dua jam, dengan dua truk pengangkut sistem yang hanya dapat diangkut oleh satu pesawat angkut C-130 ke lokasi manapun.
Fasilitas yang akan dikerahkan ke lokasi mana pun yang dipersyaratkan oleh Kementerian Pertahanan merupakan salah satu persyaratan penting yang digariskan oleh Kementerian Pertahanan dalam perolehan radar pertahanan udara jarak jauh.
Lanza Radar LTR-25 dirancang agar mudah digunakan di lokasi mana pun.
Selain pesawat C-130, radar jarak jauh yang diproduksi Indra dapat digunakan antara lain melalui darat, kereta api, laut, dan lainnya.
(DSA)