KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) beberapa waktu lalu telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan pembuat kapal asal Italia, Fincantieri.
Dalam kerja sama itu, Fincantieri akan menyuplai enam fregat kelas FREMM dan dua fregat bekas kelas Maestrale.
"Fincantieri akan menjadi kontraktor utama untuk keseluruhan program," demikian informasi dari laman Fincantieri dikutip Kompas.com, 11 Juni 2021.
Kedua jenis fregat menggunakan meriam utama Otobreda 127 mm, akan menjadi yang terbesar di kapal TNI AL (photo : Leonardo)
SPESIFIKASI FREGAT KELAS FREMM
Dilansir dari Naval Technology, fregat kelas FREMM memiliki panjang 140 meter dan lebar 20 meter, serta dapat menampung 108 perwira dan awak.
Kontraktor utama untuk program FREMM adalah Armaris dari Perancis dan Orizzonte Sistemi Navali dari Italia.
Armaris adalah anak perusahaan bersama DCN dan Thales dan sekarang dimiliki sepenuhnya oleh DCNS, sedangkan Orizzonte Sistemi Navali Italia adalah perusahaan patungan antara Fincantieri dan Finmeccanica.
Fregat FREMM menggunakan rudal permukaan ke udara jenis Aster 15/30 buatan MBDA (image : MBDA)
Amaris dan Orizzonte memainkan peran utama dalam spesifikasi sistem dan pengembangan subsistem utama dan sistem tempur.
Fregat kelas FREEM dipersenjatai dengan sistem rudal SAAM Aster 15 untuk kemampuan pertahanan udara dan juga rudal anti kapal skimming laut Teseo Mk2.
Teseo Mk2 menggunakan panduan inersia yang diperbarui dan memiliki jangkauan hingga 55 kilometer.
Torpedo ringan asli fregat FREMM adalah MU-90 (photo : Thales)
Dua sistem peluncuran vertikal DCNS Sylver A43 dipasang di setiap kapal.
Fregat kelas FREMM dibekali senjata anti kapal selam
Fregat FREMM juga dilengkapi dengan sistem senjata anti kapal selam segala cuaca, Milas.
Milas dapat membawa dan melepaskan torpedo ringan seperti MU-90 di dekat kapal selam musuh yang ditentukan.
Senjata anti kapal selam MBDA MILAS (image : MBDA)
Untuk kemampuan anti-kapal, FREMM dipersenjatai dengan rudal anti-kapal Exocet MM40 blok tiga milik MBDA. Ini akan dikendalikan melalui konsol multifungsi CMS oleh sistem kontrol senjata Mer-Mer.
Blok tiga rudal in memiliki jangkauan yang lebih jauh dan sistem navigasi yang ditingkatkan untuk memberikan kemampuan serangan pesisir.
Sistem rudal pertahanan udara MBDA Aster 15 untuk fregat memberikan perlindungan terhadap ancaman supersonik dan subsonik.
Sistem kerja senjata anti kapal selam MBDA MILAS (image : MBDA)
SPESIFIKASI FREGAT KELAS MAESTRALE
Masih dari sumber yang sama, fregat kelas Maestrale dibangun oleh Fincantieri untuk Angkatan Laut Italia (Marina Militare).
Fregat kelas Maestrale dilengkapi untuk perang anti-kapal selam (ASW). Namun, mereka juga memiliki kemampuan perang anti-pesawat (AAW) dan anti-permukaan (ASuW).
Untuk versi Indonesia, rudal anti kapal disebut-sebut akan menggunakan Exocet II Block 3 buatan MBDA (photo : MBDA)
Kelas Maestrale berasal dari fregat kelas Lupo, tetapi memiliki beberapa perbedaan dalam perpindahan dan kecocokan senjata.
Dua stabilisator sirip yang tidak dapat ditarik memberikan stabilitas pada kapal dan mengurangi body roll sebesar 30 derajat hingga 3 derajat pada kecepatan 18 knot.
Untuk CIWS fregat FREMM menggunakan OtoMelara DART/STRALES 76mm (photo : OtoMelara)
Peluncur rudal dan meriam pada Fregat Maestrale
Fregat Maestrale dapat membawa 16 rudal tambahan. Empat peluncur rudal TESEO Mk2 yang dipasang di atas hanggar dapat meluncurkan rudal anti-kapal TESEO.
Rudal itu dapat menyerang target dalam jarak 160 kilometer, sambil membawa hulu ledak 210 kilogram.
Untuk CIWS Maestrale class saat ini menggunakan 2x OtoMelara 40L70 DARDO (photo : Seaforces)
Kelas Maestrale juga dilengkapi dengan dua set tabung torpedo rangkap tiga 324 mm untuk torpedo Mk32.
Sementara itu, rangkaian sensor mencakup radar pencarian udara dan permukaan RAN10S, radar navigasi SPN703, radar kontrol tembakan RTN-10X, dan dua radar RTN-20X untuk sistem DARDO.
Sonar kedalaman variabel DE 1164 dan sonar yang dipasang di lambung DE1160B dipasang untuk mendeteksi dan melacak kapal selam.
Kelas Maestrale memiliki dek penerbangan berukuran lebar 27 meter, sehingga memungkinkan untuk pengoperasian helikopter AB-212. Hanggar tersebut dapat menampung dua helikopter.
(Kompas)