PLAAF menyertakan pesawat tempur J-10C/S dan pembom tempur JH-7AI serta pesawat peringatan dini KJ-500 (photos : Chanwut Limpichai)
Latihan itu juga akan memperdalam hubungan antara kekuatan militer negara-negara, yang akan membantu menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan itu, tambah juru bicara itu.
Sementara itu, RTAF akan mengerahkan lima pesawat Gripen, tiga pesawat serang Alphajet dan satu pesawat peringatan dini dan kontrol SAAB 340 AEW.
Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) meluncurkan latihan udara bersama selama 12 hari, dengan nama sandi Falcon Strike 2022, dengan mitranya dari China di Udon Thani kemarin.
Latihan, yang akan berlangsung hingga 25 Agustus, dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kedua negara untuk operasi udara bersama, kata juru bicara RTAF VM Prapas Sonjaidee.
China akan mengerahkan enam jet tempur J-10C/S, sebuah pesawat pengebom JH-7AI dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara Shaanxi KJ-500 untuk latihan tersebut, kata sebuah sumber, menambahkan bahwa jet tempur Su-27 tidak akan terlibat dalam latihan tersebut. .
Pesawat pembom tempur JH-7AI baru pertama kali diturunkan (photo : ADJ)
Jet F16 buatan AS tidak akan berpartisipasi dalam latihan tersebut, kata sumber itu. Latihan ini adalah yang kelima dari jenisnya sejak 2015.
Putaran sebelumnya latihan bersama dengan China diadakan pada tahun 2019, yang juga diselenggarakan di Udon Thani's Wing 23.
RTAF Gripen dan SAAB 340 AEW (photo : SAAB)
Falcon Strike 2022 adalah salah satu dari beberapa latihan bersama bilateral yang telah disepakati untuk diikuti oleh angkatan udara Thailand.
Latihan penting lainnya termasuk latihan Cope Tiger yang melibatkan angkatan udara Singapura dan AS, latihan perang Thailand-Melayu LandEx Thamal, latihan Elang Thainesia Thailand-Indonesia dan latihan Thai-Australia dengan nama sandi Thai Boomerang.