Program Major Procurement Indonesia Tidak Tercantum dalam Green Book 2022

25 Mei 2022

Dalam praktek politik anggaran pertahanan selama ini, pendanaan yang telah disetujui dalam RPJMN (bluebook), apabila tidak dapat ditampung dalam APBN, alokasinya diwujudkan melalui APBN-P (APBN Perubahan) atau On Top Budget (kumpulan sisa anggaran APBN) (image : Bappenas)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia tidak mencantumkan program pengadaan utama (Major Procurement Programmes) pertahanan dari daftar proyek prioritas yang disetujui untuk Pinjaman Luar Negeri (PLN) pada tahun 2022.

Daftar ini biasanya disebut di dalam negeri sebagai 'Green Book'. Program-program yang termasuk dalam daftar ini akan diteruskan ke Kementerian Keuangan Indonesia, yang kemudian akan memutuskan jumlah akhir Pinjaman Luar Negeri yang dapat diperoleh untuk tahun anggaran (TA) 2022.

Contoh bluebook (kiri) dan greenbook (kanan) (image : Bappenas)

Dokumen yang diteruskan ke Janes pada tanggal 24 Mei oleh sumber pemerintah menunjukkan bahwa di antara program yang telah dimasukkan dalam 'Green Book' adalah upgrade paruh baya (mid-life upgrades) untuk korvet kelas Diponegoro Angkatan Laut Indonesia dan fregat kelas Bung Tomo. Dalam hal usia lambung, kapal-kapal ini telah melampaui atau mendekati usia 20 tahun.

Selain kombatan ini, upgrade untuk batch pertama kapal cepat rudal kelas KCR-60M Angkatan Laut Indonesia dan kapal patroli cepat FPB-57 juga disebutkan. Tipe pertama dilakukan komisioning pada tahun 2014 sedangkan yang terakhir mulai masuk dalam tugas antara tahun 1988 dan 2004.

Program pengadaan kendaraan udara tak berawak (UAV) medium-altitude long-endurance (MALE) yang lebih banyak untuk TNI AU juga masuk dalam 'Green Book’ tahun 2022.

Secara keseluruhan, jumlah keseluruhan program yang termasuk dalam daftar proyek prioritas yang dapat memperoleh pendanaan asing adalah USD2 miliar.

Yang tidak tercantum dalam daftar adalah program untuk melengkapi Angkatan Udara Indonesia dengan pesawat tempur multiperan Rafale dari Dassault Aviation, dan Angkatan Laut Indonesia dengan fregat berpeluru kendali FREMM dari Fincantieri. Kontrak untuk peralatan utama ini ditandatangani pada tahun 2021.

Subscribe to receive free email updates: