Ini Taksiran Harga Jet Tempur KFX yang Bikin Geger RI-Korsel

02 Januari 2021

Pesawat tempur KF-X (image : KAI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir-akhir ini kabar mengenai perpecahan kongsi antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) soal jet tempur kembali mencuat. Pasalnya Indonesia dianggap oleh Korsel hanya bermain-main dan tidak melunasi kewajiban pembiayaannya atas pesawat tempur anyar itu.

Dilansir Korea Joongang, proyek pengembangan Korea Fighter eXperimental (KF-X/IF-X), jet tempur pertama yang akan dirakit Korsel, telah menelan biaya triliunan won. Bahkan, proyek itu disebut proyek militer termahal dalam sejarah negara.

Total biaya pengembangan diperkirakan sekitar 8,5 triliun won ($ 7,8 miliar), di mana 1,6 triliun won atau 20% harus dibayar oleh Indonesia berdasarkan kontrak kemitraan bersama kedua negara yang ditandatangani pada tahun 2016.

Melihat biaya pengembangannya yang sangat mahal, lalu bagaimana dengan spesifikasinya?

Dari data yang dihimpun CNBC Indonesia, KF-X dapat terbang dengan kecepatan maksimum yang cepat hingga Mach 1,81. Pesawat dengan panjang hampir 17 meter ini dapat dioperasikan dengan satu kru saja.

Sementara itu mengenai persenjataan, pesawat ini mampu membawa 10 misil ledak campuran Air-to-Air dan Air-to-Ground. Dengan kemampuan seperti ini KF-X sering disandingkan dengan jet tempur siluman handal lainnya seperti F-35, J-31, dan Mikhoyan LMFS.

Melihat spesifikasi itu pesawat yang masih akan beroperasi tahun 2026 mendatang ini diperkirakan ditaksir dengan harga US$ 50 juta (Rp 700 miliar) hingga US$ 60 juta (Rp 840 miliar).

Harga di atas memang hanya taksiran, sebab belum adapenguman resmi. Pihak perusahaan manufaktur pesawat Korea Selatan (Korsel), Korea Aerospace Industries Ltd.(KAI) hanya sempat mengumumkan keberhasilan proses perakitan kerangka prototipe tahap akhir proyek pesawat Korean Fighter (KF-X) yang jadi kebanggaan mereka pada awal September 2020 lalu.

KAI dalam pernyataan resminya 4 September 2020 lalu, dengan judul 'KAI started the final assembly of the KF-X Prototype" tak menyebut-nyebut Indonesia ataupun PT Dirgantara Indonesia (PT DI) terkait mitra dalam pengumuman keberhasilan tersebut. Indonesia merupakan pihak yang digandeng sejak awal dalam mega proyek ambisius bagi kedua negara ini.

CEO KAI Ahn Hyunho dalam pernyataan resminya, hanya mengucapkan terima kasih kepada mitra kerja sama mereka tanpa menyebut secara spesifik.

Subscribe to receive free email updates: