Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ buatan PTDI (all photos : PT DI)
KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah mengirimkan pesanan satu unit helikopter Super Puma NAS-332 C1+ pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pengguna akhir TNI Angkatan Udara, Jumat (29/1/2021).
Direktur Niaga PT DI Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, helikopter Super Puma NAS-332 C1+ akan dioperasikan oleh Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja, Bogor.
"Dengan dilakukannya ferry flight helikopter Super Puma NAS-332 C1+, harapan kami semoga akan semakin memperlancar dan memudahkan pelaksanaan dan penyelesaian tugas TNI AU menjaga kekuatan matra udara Republik Indonesia," ujar Ade, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (29/1/2021).
Komandan Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Letkol Pnb Akhmad Mauludin Mulyono berharap helikopter ini dapat mendukung tugas negara dan bangsa Indonesia. Seperti apa spesifikasi helikopter Super Puma NAS-332 C1+ ini?
Dibekali sejumlah kecanggihan
Dikutip dari laman resmi PT DI, helikopter Super Puma NAS-332 C1+ adalah produk PT DI yang dibekali dengan sejumlah kecanggihan.
Kecanggihan itu di antaranya Avionic Glass Cockpit, disertai sensor optik AHRS (Attitude Heading and Reference System), dan teknologi FMS (Flight Management System).
Selain itu, dilengkapi instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (Flight Plan) meliputi jalur yang akan dilewati helikopter, serta SAR Direction Finder untuk menangkap sinyal ELT (Emergency Locator Transmitter).
Helikopter ini memiliki NVG (Night Vision Goggle), Weather Radar dan Emergency Floatation untuk melakukan pendaratan darurat di atas air.
Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ dapat terbang selama empat jam dengan kecepatan maksimum 306 kilometer per jam.
Mengenai daya tampung, helikopter ini mampu mengangkut 18 pasukan dan 3 crew (Pilot, Co-Pilot dan Juru Mudi Udara).
Helikopter tipe ini merupakan heli angkut berat multipurpose yang dapat digunakan untuk military transport, cargo, paratroop transport, medical evacuation, serta VIP. Helikopter ini dilengkapi dengan Hoist untuk menarik atau mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan.
Selain itu, Super Puma NAS-332 C1+ juga memiliki sling yang berfungsi untuk membawa barang atau kendaraan taktis dengan beban maksimal 4,5 ton.
Pelatihan untuk penerbang
Masih dikutip dari laman PT DI, kontrak jual beli Helikopter Super Puma NAS-332 C1+ antara Kemenhan dan PTDI untuk TNI AU ini juga termasuk pelatihan untuk penerbang dan teknisi, publikasi teknis, dan suku cadang.
Kontrak tersebut ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Brigjen TNI Bambang Kusharto dan Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), Irzal Rinaldi Zailani.
Pada 2019, penandatanganan kontrak jual beli disaksikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dan Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro.
PT DI merupakan badan usaha milik negara yang didirikan pada 1976, berlokasi di Bandung, Indonesia.
Produk utama yang dihasilkan adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa.
PT DI mampu memproduksi jenis pesawat terbang CN235 yang dilengkapi dengan mission sesuai konfigurasi antara lain: angkut, cargo, paratroop, medevac, patroli maritim bahkan VIP.
PTDI juga mampu memproduksi pesawat terbang NC212i yang dapat dilengkapi dengan berbagai misi sesuai pesanan, antara lain angkut militer, hujan buatan, patroli maritim, navtrain, termasuk medevac.
PT DI juga mampu menghasilkan pesawat yang merupakan hasil kerja sama industri di antaranya CN 295 dengan pihak Airbus Defence & Space (ADS), serta helikopter dengan pihak Airbus Helicopters baik yang berbasis di Perancis maupun di Jerman dalam berbagai varian, demikian pula dengan pihak Bell Helicopter Textron dalam beberapa varian.
(Kompas)