Radar CM-200/Shikra Milik Arhanud TNI AD, Bisa Memancar hingga 250 Kilometer

12 April 2022

Radar Thales Control Master 220 CM-200/Shikra (photo : YonArhanud 12)

KOMPAS.com - Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI Angkatan Darat memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) canggih radar Control Master (CM) 200/Shikra

Saat ini, dengan adanya perkembangan ancaman dan tuntutan tugas pokok Arhanud, diperlukan alutsista yang memiliki teknologi canggih. 

Hal itu dilakukan melalui pola modernisasi Angkatan Darat dengan tetap memperhatikan kekuatan dasar yang dibutuhkan (esential forces). 

Saat ini, Arhanud mengoperasikan beberapa jenis radar canggih, salah satunya seperti yang telah disebutkan di awal, yakni radar CM 200/Shikra. 

Spesifikasi radar CM 200/Shikra 
Dilansir dari Buletin Satiti Bhakti Cakti edisi 64 Tahun 2019 Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat, radar CM 200/Shikra merupakan radar generasi terbaru yang dimiliki satuan Arhanud. 

Radar CM 200/Shikra dikenal juga dengan radar System for Hybrid Interceptor Knowledge of Recognized Air (Shikra). 

Kedatangan radar CM 200/Shikra sebagai radar pendukung dari sistem senjata Rudal Starstreak dimulai pada November 2017 dengan masuknya satu Baterai Rudal Starstreak di Denarhanud-004 Dumai. 

Radar CM 200/Shikra merupakan kombinasi dari peran tactical radar dan air defence coordination.

Radar Thales Control Master 220 CM-200/Shikra (photo : Alamy)

Radar CM 200/Shikra terdiri dari komponen berkemampuan tinggi dan tiga dimensi (3D), serta modul Control View C2 yang ditempatkan pada wujud kontainer di truk. 

Radar CM 200/Shikra menggunakan teknologi terkini multi beam 3D radar, sementara control view C2 berperan melakukan segala proses identifikasi dan analisis secara real time. 

Selain itu, memberi informasi akurat tentang posisi target yang dibutuhkan oleh unit peluncur rudal di lapangan. Radar ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu Radar Shikra dan Engagement Control System (ECS). 

Radar Shikra dan ECS yang dilengkapi dengan sistem penjejakan Infra Red (IR) berfungsi sebagai radar yang mampu mendeteksi sasaran lawan atau kawan dan mendistribusikan data sasaran ke satuan tembak.

Menangkap sasaran udara secara maksimal 
Dalam mengidentifikasi sasaran, radar CM 200/Shikra dilengkapi dengan pemantau Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR) untuk menangkap sasaran udara secara maksimal dengan sistem Identification Friend or Foe (IFF). 

ECS pada radar Shikra berfungsi untuk membantu komandan satuan taktis Arhanud dalam rangka penyelenggaraan manajemen pertahanan udara dan pusat kendali sistem senjata secara keseluruhan. 

Adapun ECS merupakan kombinasi antara radar Shikra dan alat kendali senjata yang terintegrasi dalam satu sistem (Air Defence Weapon System). 


ECS menjadi satu dengan kabin pada radar Shikra yang didesain secara ergonomis yang nyaman bagi operator dan sangat efisien. 

Radar ini ideal untuk melakukan serangan atas ancaman yang datang dari jet tempur, helikopter, rudal jelajah dan drone (UAV). 

Menghadapi peperangan elektronik pun, sistem radar ini telah dilengkapi dengan ketahanan maksimal pada ancaman jamming. 

Tak hanya mampu mendeteksi ancaman dari wahana udara, radar CM 200/Shikra mampu memprediksi titik hadirnya serangan artileri dan mortir, dan memberi alert pada unit komando yang membutuhkan perlindungan. 

Seperti halnya sistem radar terintegrasi pada Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), CM 200 dapat terhubung dengan fasilitas radar sipil, bahkan dalam kondisi darurat dapat menggantikan peran radar sipil.

Karakteristik radar CM 200/Shikra 
-Menggunakan sistem doppler 
-Mempunyai kemampuan anti-jamming 
-Mampu mendeteksi manuver helikopter 
-Dilengkapi dengan generator dengan kemampuan bekerja 24 jam --
-Dilengkapi dengan GPS dan penentu arah utara radar (IRU) 
-Radar 3 dimensi dengan kemampuan mengklasifikasi sasaran. 

Karakteristik teknis radar CM 200/Shikra 
-Jarak pancaran maksimal: 250 kilometer 
-Jarak deteksi minimum: 2 kilometer 
-Azimuth: 360 derajat 
-Elevasi: -7 hingga 70 derajat 
-Ketinggian pancaran: 25 kilometer 
-Kecepatan sasaran yang dapat dideteksi: 25-1.200 meter per detik 
-Frekuensi: S band 
-Panjang kabin: 20 kaki 
-Berat kabin: 10 ton 
-Waktu sikap tempur 15 menit 
-Waktu sikap angkut: 10 menit.

Subscribe to receive free email updates: