C-130J Hercules (photo : Tom Dean)
ANGKASAREVIEW.COM – TNI Angkatan Udara telah membuat perencanaan untuk menambah pesawat angkut berat. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Ketiga, untuk tahap pertama TNI AU akan menambah lima unit pesawat jenis itu.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjabarkan, dari tiga kandidat yang saat ini sedang digodok, kemungkinan terbesar yang akan dipilih adalah C-130J. Hal ini mengingat TNI AU tidak perlu lagi membangun infrastruktur baru guna keperluan pesawat baru nantinya.
Tiga kandidat dimaksud, kata KSAU, adalah Hercules Tipe J, Antonov (tidak disebutkan kodenya), dan Airbus (tidak disebutkan).
“Arahnya kira-kira begitu kalau kita lihat, karena penilaian itu tentunya harus komprehensif. Kita tidak ingin membuat lagi misalnya pengadaan yang harus menyiapkan infrastruktur yang berlebihan sehingga anggarannya menjadi besar,” ujar Yuyu Sutisna di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (7/4/2018) pagi.
“Belum diputuskan, tapi arahnya adalah ke penambahan pesawat Hercules. Belum final karena proses kontrak juga belum,” tandas Yuyu.
TNI AU menilai, selain infrastruktur untuk pesawat Hercules sudah ada, pesawat ini juga dinilai sangat reliable dipakai dalam mendukung tugas Angkatan Udara maupun kegiatan lain.
C-130J Hercules (photo : The Avionist)
Sebagaimana diketahui, TNI AU mengoperasikan pesawat C-130 Hercules sejak tahun 1960-an hingga saat ini. Dimulai dengan 10 pesawat C-130 Hercules Tipe B/BT semasa Presiden RI Sukarno. Saat ini Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 masih mengoperasikan pesawat Hercules Tipe B/BT dan H/HS.
KSAU memberikan penekanan, dalam hal pengadaan barang dan jasa di TNI AU tidak hanya ditentukan oleh salah satu pejabat. Misalnya oleh Kepala Staf atau Asisten Perencanaan. Melainkan dibentuk Dewan Penentu Pengadaan (Wantuada) yang terdiri dari pengguna, perawat pesawat, dan sebagainya.
“Dewan itulah yang menentukan. Mulai dari opertaional requirements hingga spesifikasi teknik. Setelah itu kemudian dihadapkan pada penyedia barang, lalu dinilai sedemikian rupa sehingga inilah (terpilih) yang masuk. Setelah itu kita serahkan kepada Kementerian Pertahanan melalui Mabes TNI untuk diproses pengadaannya,” pungkas Yuyu.
Tentang C-130J Super Hercules atau Hercules Tipe J, Angkasa Review mencatat, pesawat generasi penerus C-130 Hercules buatan Lockheed Martin ini per Februari 2018 telah diproduksi sebanyak 400 unit. Pesawat yang terbang perdana 5 April 1996 dan mulai diperkenalkan secara luas sejak 1999 itu kini digunakan oleh 20 negara.
Pesawat C-130J ke-400 telah diserahkan oleh Lockheed Martin kepada US Air Force Special Operation Command pada 9 Februari lalu.
(Angkasa Review)