Gambar GCI kapal tanker KRI Dumai (image : ABM)
Di tengah kesuksesan Kementerian Pertahanan membina galangan kapal dalam negeri untuk melayani pembuatan kapal perang untuk TNI AL tercatat telah muncul nama-nama galangan PT. PAL, PT. Dok Kodja Bahari, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, PT. Daya Radar Utama, PT. Lundin Industry Invest, PT. Palindo Marine, PT. Batamec, PT. Bandar Abadi, PT. Tesco Indomaritim, PT. Caputra Mitra Sejati, PT. Infinity Global Mandiri, PT. Karimun Anugrah Sejati, PT. Steadfast Marine, dan PT. Citra Shipyard. Dua diantara galangan ini mendapatkan kontrak untuk membangun kapal tanker Tarakan Class, total yang sudah dibangun sebanyak 3 buah.
Apabila kita menengok kontrak pengadaan kapal oleh Kementerian Pertahanan, sebelum Tarakan class ada satu kontrak pengadaan kapal tanker kecil (small tanker) yang diteken pada bulan Desember 2011, keel laying dilakukan pada bulan April 2012 di galangan kapal PT. Anugrah Buana Marine, Banten. Kapal ini semestinya selesai dalam 18 bulan atau sebelum Juli 2014 dan selesai komisioning pada Oktober 2014. Karena sampai sekarang belum selesai, maka menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Kementerian Pertahanan yang harus diselesaikan.
Lambung kapal KRI Dumai 904 terlihat sudah selesai (photo : Google Street View)
Rupanya kapal tanker pertama yang dipesan Kemhan RI ini akan diberi nama KRI Dumai 904, kapal dengan ukuran panjang 99,5m, lebar 17,5m, tinggi 6,25m dan bobot kosong 1.300 ton tanpa heli deck ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan Tarakan class yang dibuat di galangan kapal DKB dan Batamec (panjang 122,4 meter, lebar 16,50m, tinggi 9,0m dan bobot kosong 2.400 ton) yang menurut Terafulk sebagai perancangnya memiliki bobot penuh 6.274 DWT dan kapal ini dilengkapi dengan fasilitas heli deck.
Maket kapal tanker KRI Dumai 904 (photo : istimewa)
Armada kapal tanker TNI AL kemungkinan akan mengoperasikan kapal baru semuanya yang terdiri dari KRI Tarakan 905 (buatan PT DKB), KRI 907 Bontang (buatan PT Batamec) dan KRI 908 (buatan PT Batamec yang belum ada namanya) yang merupakan kapal tanker armada (fleet tanker), sedangkan untuk kapal tanker kecil adalah KRI Dumai 904 yang kemungkinan akan disusul 2 tanker lainnya.
Kapal-kapal tanker tersebut akan menggantikan kapal tanker tua yang sebagian sudah dipensiunkan yang terdiri dari KRI 901 Balikpapan (1965), KRI 902 Sambu (1959), KRI Arun 903 (1968) dan KRI Sorong 911 (1964), juga KRI Sungai Gerong 906 (1963) yang saat ini masih digunakan. Apabila KRI Arun 903 dibuat oleh galangan Swan Hunter Shipbuilders Ltd di Inggris, maka KRI Sorong dan KRI Sungai Gerong dibuat di Trogir, Yugoslavia (sekarang masuk Kroasia) oleh galangan Brodogradiliste Jozo Lozovina-Mosor shipyard.
Lambung kapal BCM KRI Dumai 904 (photo : istimewa)
Apabila pada awal tahun 2021 Kabinet Indonesia Maju telah berhasil menyelesaikan 2 kapal LST yaitu KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519 yang terlambat diserah-terimakan sejak kontrak tahun 2012, maka tidak berlebihan rasanya bila publik berharap kembali bahwa kabinet sekarang dapat juga menyelesaikan kapal tanker KRI Dumai 504 yang kontraknya setahun lebih tua dari kedua LST tersebut.
(Defense Studies)