KRI Nenggala ketika menyelam, 2017 (photo : Hiu Kencana)
JAKARTA - Kapal Selam Nanggala-402 milik TNI AL mengalami insiden hilang kontak sekitar 60 mil atau 95 kilometer di perairan sebelah utara Bali, pada Rabu, 21 April 2021 pagi sekitar pukul 03.00 WITA.
Kapal buatan Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW) Jerman Barat pada 1977 silam ini bergabung dengan jajaran TNI AL pada 1981. Saat insiden tersebut terjadi, kapal yang dikomandoi Letkol laut (P) Heri Octavian hendak mengikuti latihan penembakan torpedo SUT.
Hingga kini, proses pencarian terhadap kapal selam tersebut terus dilakukan. Bahkan, TNI telah mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau untuk membantu pencarian dengan menggunakan side scan sonar. Termasuk mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison officer (ISMERLO). Beberapa negara juga sudah merespons dan siap memberikan bantuan di antaranya AL Singapura, AL Australia, dan AL India.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDOnews dari buku “Petunjuk Pelaksanaan SAR Kapal Selam”, pada umumnya di dunia kemiliteran jika terjadi masalah pada kapal selam maka ada beberapa teknik yang biasanya digunakan. Merujuk pada panduan SAR kapal selam di beberapa negara ada beberapa cara yang bisa dilakukan awak kapal selam dalam menentukan keberadaan posisi kapal selam yang bermasalah.
Di antaranya sebagai berikut:
1. Melepaskan satu atau dua indicator bouy
2. Menembakkan bom asap kuning/putih atau granat merah/hijau. Bom asap memiliki container fluorescent yang akan membuant bentuk berwarna hijau yang terapung di air dan mungkin juga membawa sebuah pembawa pesan.
3. Memancarkan nama panggilannya di dalam bahasa terang dan SST pada UWT
4. Memancarkan sonar atau echo sounder
5. Ketukan pada lambung
6. Mengeluarkan bahan bakar atau oil pelumas
7. Memancarkan UWT, digunakan sebagai pembuat sinyal oleh Dissub jika ada kapal-kapal yang mendekat
8. Menyalakan lampu lampu navigasi atau lampu bawah air lainnya.
Saat ini, tim penyelamat gabungan dari TNI AL dan Basarnas telah berhasil menemukan tumpahan minyak yang diduga kuat berasal dari Kapal Selam Nanggala-402. Upaya penyelamatan yang cepat diharapkan dapat menyelamatkan seluruh awak kapal selam tersebut dari hal terburuk.