Peluncur roket MLRS 122mm Korps Marinir (photo : Jeff Prananda)
Korps Marinir mendapatkan alokasi anggaran senilai USD 19,9 juta (Rp 281 milyar) untuk pembelian 4 kendaraan peluncur roket (MLRS) kaliber 122mm. Alokasi belanja pertahanan dari kredit ekspor ini dianggarkan untuk dapat digunakan pada tahun 2020-2024.
Satu Pasukan Marinir mempunyai batalyon tempur yang terdiri dari 1 Resimen Kavaleri dan 1 Resimen Artileri. Satu Resimen Kavaleri terdiri dari 1 Batalyon Kavaleri, 1 Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib), dan 1 Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA). Sedangkan 1 Resimen Artileri terdiri dari : 1 Batalyon Artileri Medan (Armed), 1 Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), dan 1 Batalyon Roket.
Satu Batalyon Roket terdiri dari 3 baterai, dimana 1 baterai terdiri dari 3-4 kendaraan peluncur roket (MLRS). Dalam catatan SIPRI, modernisasi Korps Marinir telah menghasilkan 9 kendaraan RM-70 Grad M1 dan 8 RM-70 Vampire buatan Excalibur Army Ceko serta 4 Type 90B buatan Norinco China, semuanya adalah kendaraan dengan platform truk 8x8 dan peluncur roket dengan kaliber 122mm dan terdiri dari 40 tabung peluncur, secara total jumlahnya adalah 21 unit.
Dalam MEF Korps Marinir mendapatkan target melengkapi diri dengan 36 kendaraan peluncur roket (MLRS) untuk 3 Pasmar, ini artinya bahwa setiap Pasmar akan mendapatkan 12 peluncur roket, dan dalam satu baterai akan berisi 4 unit MLRS.
Apabila jumlah unit nyata ditambahkan dengan pesanan 4 unit MLRS ini jumlahnya baru akan mencapai 25 unit, maka untuk mencapai target MEF masih kekurangan 11 unit. Sebanyak 11 unit dapat saja menggunakan produk peluncur lokal buatan Delima Jaya apabila porsi anggaran dengan Pinjaman Dalam Negeri (PDN) masih ada, namun bila sudah tidak ada dapat tetap mengoperasikannya sebagai batalyon komposit bersama dengan howitzer tarik M-30 (M1938) buatan Uni Sovyet dengan kaliber yang sama yaitu 122 mm.
(Defense Studies)