BJ Habibie (photo : TribunNews)
7 Karya Habibie yang Mendunia, Bikin Bangga Indonesia
Dalam perspektif yang lebih luas Habibie mengingatkan kita bahwa meski seseorang berilmu tinggi tetapi tak dibarengi dengan etika, moral dan rasa cinta pada sesama manusia, semua itu akan percuma.
Semua hasil karya Habibie dikerjakan dengan disiplin tinggi dan rasa cinta, hingga mampu membuahkan hasil yang gemilang. Seperti saat Habibie masih kuliah di Jerman dan tengah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat mendapat gelar doktor, Habibie diharuskan membuat pesawat yang kecepatannya 20 kali kecepatan suara.
Sewaktu mengembangkan pesawat itu, Habibie bekerja di perusahaan kecil di Hamburg, Jerman. Usai mengembangkan pesawat tersebut Habibie berhasil meraih Gelar Doktor Ingenieur di Jerman pada tahun 1965 dengan nilai (IPK) sempurna (10), predikat Summa Cum Laude.
Prestasi ini membuat Habibie dipercaya menjadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28 yang sudah puluhan tahun tak terpecahkan oleh para ahli di Jerman. Ajaibnya, Habibie hanya butuh waktu 6 bulan saja untuk memecahkan masalah tersebut. Berikut beberapa karya Habibie yang dirangkum dari berbagai sumber :
Keretakan (crack) pada sayap pesawat (photo : flightzona)
1. Penemu teori Crack Propagation on Random
Habibie adalah sosok yang menemukan bagaimana rambatan titik crack (retakan) pada sayap pesawat bekerja saat pesawat tinggal landas maupun saat mendarat.
Perhitungannya juga sangat rinci, Habibie mampu menghitung penyebab retakan pada sayap pesawat hingga hitungan skala atom pada material konstruksi pesawat terbang. Dunia penerbangan menamakan teori Habibie ini "Crack Progression" (Habibie Crack atau Faktor Habibie).
Dari sinilah Habibie mendapat julukan "Mr Crack". Teori yang diciptakan Habibie ini tentunya menjadikan keselamatan penerbangan terjamin dan lebih aman, sekaligus juga memberikan kemudahan dalam pemeliharaan dan pendanaan kerusakan.
Kejeniusan Habibie mengantarkannya menjadi penemu faktor Habibie yang diakui dunia. Beberapa lembaga Internasional yang mengakui temuan Habibie ini, diantaranya: Geselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
Pesawat berteknologi VTOL Do-31 (photo : Johan Visschedijk)
2. Dornier Do-31 Rancangan pertama Habibie
Pesawat Dornier Do-31 adalah rancangan pertama Habibie. Do-31 merupakan pesawat angkut pertama di dunia yang bisa lepas landas atau melakukan pendaratan secara vertikal dengan menggunakan teknologi VTOL (Vertical Take Off & Landing).
Pesawat dengan tampilan unik ini merupakan jet transportasi eksperimental milik Jerman Barat. Pesawat ini dirancang untuk memenuhi spesifikasi NATO. Sayangnya, karena tingginya biaya produksi dan masalah teknis lainnya, proyek dari Dornier DO-31 ini dibatalkan. Meski begitu, hingga kini nama BJ Habibie masih terdaftar sebagi penyumbang ide dalam rancangan tersebut.
Sebenarnya, pesawat ini dirancang Habibie bekerjasama dengan NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika. Lalu draf rancangan pesawat DO-31 Habibie ini kemudian dibeli oleh NASA. Hingga bisa dibilang hingga saat ini ada sentuhan tangan dan kejeniusan dari buah pemikiran Habibie di NASA.
Pesawat angkut militer Transall C-160 (photo : Wiki)
3. Merancang C-160 Transall
Pasti banyak orang tak menyangka jika BJ. Habibie juga ikut serta dalam merancang pesawat angkut militer TRANSALL C-160. Pesawat angkut militer berbadan besar ini punya dua mesin turboprop sayap tinggi (high wing) yang bertugas sebagai pesawat angkut militer utama untuk pasukan militer di banyak belahan dunia termasuk juga pernah digunakan oleh pasukan militer Indonesia. Pesawat ini, mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek.
Pesawat ini menjadi salah satu pencapaian besar BJ Habibie di bidang penerbangan. Pasalnya kehebatan dari pesawat ini diakui oleh dunia.
Pesawat penumpang Airbus A-300 (photo : Airbus)
4. Menerapkan teori crack pada Airbus A300
Teori Crack yang ditemukan Habibie di era 60an, merupakan jawaban dari kebuntuan selama 40 tahun sejarah penerbangan komersial dimulai sejak tahun 1920-an. Teori tersebut mendapat pengakuan dari lembaga penerbangan Eropa dan mulai diterapkan dalam pesawat-pesawat komersil terbaru saat itu seperti Airbus A300 yang diproduksi Airbus sejak tahun 1972 hingga 2006.
Habibie juga menjadi salah satu ahli yang turut merancang pesawat Airbus A300 yang mampu menampung 300 penumpang, dengan menerapkan teori Crack, yang menyatakan titik rawan kelelahan pada bodi pesawat bisa terjadi pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dan dudukan mesin pesawat.
Pesawat tempur Tornado MRCA (photo : Charles Shedlak)
5. Tornado Multi Role Combat Aircraft (MRCA)
Habibie juga disebutkan turut merancang pesawat Multi Role Combat Aircraft (MRCA) Tornado. Pesawat tempur multi-peran (Multi-Role Combat Aircraft - MRCA) adalah pesawat terbang yang dapat digunakan sebagai pesawat tempur murni atau "pesawat pemukul".
Pesawat ini dirancang mampu menangkis serangan darat, serangan antigerilya, jadi pesawat intai taktis, pengebom, superioritas udara, atau (pada prinsipnya) pesawat pencegat yang mampu menjalani misi pemukulan, seperti jet tempur F-15E "Strike Eagle".
Pesawat tempur jenis ini dirancang untuk mengefisienkan anggaran pertahanan negara di udara. Meski demikian, rancangan pesawat tempur jenis ini tidak mengurangi kelincahan dan kegesitan pesawat serta kemampuan radar dalam mendeteksi lawan, sekaligus juga mampu membawa persenjataan yang lebih banyak dan beragam.
Pesawat penumpang N250 (photo : Ferdfound)
6. Pesawat N250
Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca, yang merupakan pesawat buatan Indonesia yang pertama. Pesawat tersebut adalah hasil rancangan Habibie yang didesain sedemikian rupa dan berhasil terbang melewati Dutch Roll (pesawat oleng) berlebihan.
Pesawat N-250 adalah pesawat penumpang sipil (airliner) regional komuter turboprop rancangan asli PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) atau sekarang dikenal dengan PT Dirgantara Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan N yang berarti Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia.
Teknologi pesawat itu cukup canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun ke depan. Habibie memerlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal. Pesawat ini merupakan satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang menggunakan Fly by Wire. Pesawat tersebut sudah terbang selama 900 jam dan saat itu akan masuk program sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration).
Pada 1995, prototipe pesawat N-250 PA-1 versi Gatotkaca melakukan terbang perdana disaksikan Presiden Soeharto. Lalu prototipe kedua, N-250 PA-2 versi Krincing Wesi lahir pada tahun 1996.
Sayangnya, hanya karena ada negara yang takut Indonesia berkembang pesat di Industri penerbangan, pesawat itu tidak boleh dilanjutkan proyek pengerjaannya. N250 yang dulu sempat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan jadi pesawat canggih di zamannya, kini pesawat bermesin propeler ini mangkrak.
Dua tipe N250 versi Gatot Kaca berpenumpang 50 orang dan N250 versi Krincing Wesi berpenumpang 70 orang itu kini hanya menjadi besi tua di Apron atau tempat parkir pesawat milik PT DI di dekat landasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Pesawat penumpang R80 (image : Grid)
7. Pesawat R80
Pesawat ini dirancang dengan teknologi terbaru dan super canggih dengan tingkat keamanan yang tinggi bagi penumpang. Tak seperti pesawat pada umumnya, Pesawat R80 dilengkapi dengan teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Fly by wire adalah sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.
Pesawat R80 dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). PT Regio Aviasi Industri (RAI) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang. Perusahaan ini didirikan oleh BJ Habibie bersama putra sulungnya Ilham Akbar Habibie. Perusahaan ini khusus mengembangkan pesawat R80 yang merupakan lanjutan dari pesawat N250 yang juga hasil ciptaan Habibie.
Pesawat eksekutif Hansa Jet 320 (photo : Flight Manual)
Karya-karya Lainnya
Selain 7 karya tersebut, BJ Habibie juga mendesain dan menghitung proyek pembuatan pesawat terbang seperti Hansa Jet 320 (Pesawat eksekutif) dan CN-235 serta secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam mendesain Helikopter Bo-105, dan beberapa proyek pembuatan senjata rudal serta satelit ruang angkasa.
Pesawat CN-235 TNI AL (photo : Berita Militer)
Pesan Habibie bagi "Kids Zaman Now", harus bisa unggul di bidangnya masing-masing dan mampu bekerja keras. "Harus berusaha agar unggul dalam bidangnya masing-masing dan harus bisa bekerja sama dalam satu tim (teamwork). Itu memperjuangkan kepentingan bersama dan dalam tim itu harus transparan."
Helikopter MBB Bo-105 (photo : Ron Kellenaers)
"Saya tidak pernah menang dalam satu perjudian. I've work very hard. Habiskan waktu dengan baca sesuatu yang ingin ditekuni dan tertarik."
See full artcle Today