Coastal radar produk dari Japan Radio Co seperti yang dipasang di Wakatobi (photo: alfamarine).
"Ini akan menjadi hibah terbesar sepanjang sejarah. Baru kali ini Jepang mau memberikan hibah in one shot," ucap Susi saat berbincang dengan media di Jakarta, Senin (30/10).
Rencananya, hibah Jepang itu akan digunakan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan di enam titik terluar Indonesia, salah satunya di Natuna. Negeri Sakura akan membangun pelabuhan perikanan, pasar, coastal radar, dan sistem satelit terbuka.
Susi menyebut Jepang akan menghibahkan 1 miliar yen per titik di sektor kelautan dan perikanan. "Ini baru pertama kali Jepang begitu antusias," tukasnya.
Sayangnya, niat Jepang memberikan hibah ke Indonesia masih terkendala birokrasi. Hibah dan rencana pengembangan kelautan dan perikanan tersebut masih menunggu persetujuan Badan Perencanaan Pembanguan Nasional (Bappenas).
"Birokrasi memang susah. Mau terima duit saja susah. Utang cepat-cepat, hibah malah lambat-lambat," keluhnya.
Rencana hibah itu pun masih perlu didiskusikan dengan pemerintah Jepang. Malam ini, Susi akan bertolak ke Negeri Matahari Terbit tersebut dengan agenda mengisi seminar dan memenuhi undangan menteri-menteri Jepang untuk mendiskusikan hibah dan kerja sama dengan JICA.
"Target kita masih November, Pak Presiden dan PM Abe bisa tanda tangan hibah. Tapi kami belum tahu tanda tangan akan di Jakarta atau saat APEC di Vietnam," imbuh Susi.
(Media Indonesia)