TNI AL: Anggaran Beli Submarine Rescue Ship Masuk Program di Bappenas dan Kemhan

29 April 2021

OpsReq Submarine Rescue Ship (image : defence.pk)

Asrena KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menyebut saat ini pihaknya tengah merencanakan upaya pengadaan submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Pengadaan itu didasarkan atas kebutuhan kapal penyelamatan yang memang hingga kini tak pernah dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita [pengadaannya] sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pentingnya peran rescue ship juga menjadi alasan untuk memasukkan anggaran pengadaan kapal tersebut dalam perencanaan strategis [renstra] di TNI AL yang akan diajukan Kementerian Pertahanan. Akan ada satu unit kapal rescue yang akan diajukan.

"Dalam renstra ini satu kapal rescue," ungkapnya.

Ali juga memastikan investigasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 akan segera dilakukan. Investigasi akan melibatkan sejumlah pakar dan ahli di bidangnya.

"Kalau masalah diaudit, pasti kita audit. Jadi kita akan investigasi semuanya. Kita investigasi juga tapi harus menghadirkan para pakar, bukan para pengamat. Para pakar kapal selam dan para pakar ahli pembuat kapal selam. Bukan hanya pengamat sekadar pengamat," tuturnya.

Setelah KRI Nanggala tenggelam, TNI AL kini hanya memiliki empat kapal selam. Salah satunya adalah KRI Cakra-401 yang usianya tak kalah tua dengan KRI Nanggala.

Kapal tersebut tengah menjalani overhaul [perbaikan menyeluruh] di Korea Selatan. Sementara tiga kapal selam sisanya tergolong kapal baru, yang pengadaannya hasil kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. 

"Tiga lagi kapal baru buatan Korea saat ini kondisinya siap untuk melaksanakan kegiatan operasi," pungkasnya.

Ketiga kapal selam itu adalah KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Julius Widjono mengakui Indonesia memang tak memiliki kapal rescue. Sehingga harus meminta bantuan negara lain yang tergabung dalam ISMERLO.

KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan 53 awaknya dinyatakan gugur saat bertugas. KRI Nanggala sempat dinyatakan hilang kontak saat menjalani latihan di perairan Bali.

Subscribe to receive free email updates: