Pesawat amfibi CL-415 buatan Viking Air Ltd, Canada (photo : Chip Chaffin)
Jika tidak ada perubahan, maka TNI AU akan segera memiliki pesawat amfibi buatan Viking Air Ltd Canada, pesawat ini selain difungsikan sebagai pesawat intai maritim juga mempunyai kemampuan untuk memadamkan api dari udara dengan metode water bombing. Wahana ini sangat diperlukan untuk mengatasi bencana kebakaran yang sering terjadi di Kalimantan dan Sumatera khususnya daerah yang mempunyai tanah gambut.
Dalam studi yang dilakukan oleh TNI AU pesawat ini disarankan untuk segera diwujudkan sebagai kekuatan alutsista di jajaran TNI AU serta dibuatkan skuadon udara tersendiri agar dapat mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
TNI AU sendiri telah mengeluarkan Operational Requirement (OpsReq) untuk pesawat amfibi yang dikeluarkan pada April tahun lalu dengan SK Kepala Staf Angkatan Udara yang dapat menjadi rujukan dalam memilih pesawat amfibi.
Pesawat CL-415 untuk fungsi water bombing dapat menyendoki air (water scooping) dari situs air yang dangkal dan dengan lebar 90 meter, untuk melakukan water scooping air sebanyak 6.137 liter hanya diperlukan waktu 12 detik dengan kecepatan pesawat 70 knot (130 km/h) dengan jarak pengambilan 410 meter.
Pesawat amfibi CL-415 buatan Viking Air Ltd, Canada (photo : Wojtek Kmiecik)
Ini berarti bahwa sejumlah situs air dapat digunakan untuk mengisi kembali tangki-tangkinya. Pesawat tidak membutuhkan jalur yang benar-benar lurus karena dalam mode terbang saat menyedot air pilot dapat melakukan manuver di sekitar sungai, setelah mendapatkan air yang cukup dapat kembali ke titik api untuk pemadaman kebakaran.
Selain fungsi water bombing tersebut, sebagai pesawat militer maka ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki pesawat CL-415 agar dapat melaksanakan tugas-tugas TNI AU dalam OMP maupun OMSP.
Kabin pesawat amfibi CL-415 (image : Viking Air Ltd)
Adapun kemampuan teknis yang harus dimiliki pesawat amfibi CL-415 ini adalah :
a. Intai
Melaksanakan pengintaian perbatasan, pengintaian maritim dan penegakan hukum. Patroli dilakukan di laut dan sungai-sungai besar, patroli maritim juga dapat dilakukan terhadap pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau.
b. SAR
Kemampuan mendarat dan lepas landas di air menjadikan pesawat ini cocok untuk dijadikan pesawat SAR untuk menangani musibah di perairan, karena mampu dengan cepat mencapai sasaran dibanding wahana manapun.
Water bombing oleh pesawat amfibi CL-415 (image : Viking Air Ltd)
c. Interoperabilitas dengan matra lain dan Polri
Selain mengadakan pengamatan, pesawat dapat sekaligus melakukan penindakan terhadap sasaran yang mencurigakan, mengatasi pencurian ikan, memberantas pencurian kayu yang dilakukan lewat sungai-sungai besar, kejahatan lintas negara, penyelundupan narkoba dan senjata, menangani terorime, dll.
d. Penerjunan personel
Pesawat ini mampu mengangkut 30 orang jika tangki air diturunkan, pesawat harus dapat dipakai untuk penerjunan statik dan terjun bebas pasukan militer. Diperlukan perangkat peralatan penerjunan yang dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan.
Peralatan water bombing pesawat amfibi CL-415 (photo : Viking Air Ltd)
e. Evakuasi medis
Selain kemampuan untuk mengevakuasi korban di laut akibat kecelakaan kapal atau pesawat harus mampu digunakan sebagai sarana evakuasi medis untuk memindahkan korban pertempuran keluar mandala operasi serta merawat korban selama dalam perjalanan.
f. Foto udara dan pemetaan udara
Kehadiran pesawat ini dapat dimanfaatkan untuk foto udara dan pemetaan udara yang berguna untuk keperluan intelijen militer dan sipil khususnya eksplorasi sumber daya alam.
Kabin penumpang pesawat amfibi CL-415 (photo : Viking Air Ltd)
g. Water bombing
Kemampuan pesawat ini untuk mengambil air (water scooping) 6137 liter hanya 12 detik dengan kecepatan 70 knot (130 km/h) dengan jarak pengambilan 410 meter sehingga dengan cepat dapat kembali ke titik api kembali.
h. Dapat dilengkapi persenjataan
Jika dibutuhkan pesawat ini harus dapat dipasang senjata selayaknya pesawat amfibi lainnya yaitu di bawah wing untuk pod roket dan pod senjata atau juga pada stand di dekat pintu pesawat serta perlunya dipasang chaff dan flare untuk self defence.
(Defense Studies)