Indonesia menggunakan jembatan ponton M3 buatan CzechoSlovakGroup (CSG) dengan lisensi GDELS dengan basis truk 4x4 (photo : TNI AD)
Sosok Buaya Raksasa Zeni TNI AD, Panjangnya 12 Meter
VIVA – Indonesia memiliki kendaraan tempur berat sejenis tank, kendaraan dengan bobot yang tidak ringan. Tapi pernahkah terlintas di pikiran kita bagaimana jadinya jika tank ini harus melalui sungai yang cukup lebar.
Untuk itu, guna mendukung mobilitas kendaraan tempur dengan berat 60 ton itu, Zeni sebagai satuan bantuan tempur melengkapi persenjataan TNI AD dengan membeli Amphibious Ponton 3M buatan Jerman yang memiliki spesifikasi tertentu dalam pemakaian dan pemeliharaannya.
Penggelaran M3 Ampibious bridge (photo : Corps of Royal Engineers)
Berdasarkan informasi Direktorat Zeni Angkatan Darat yang diterima VIVA Militer Rabu 27 Mei 2020, M3 Amphibious Rig adalah kendaraan perang amfibi yang dapat dipakai di darat dan di air. Selain sebagai senjata perang, kendaraan ini memiliki fungsi utama sebagai jembatan bagi tank dan kendaraan perang lainnya.
Kendaraan ini seperti buaya karena merupakan jenis amfibi, bisa digunakan di darat dan di air. Fungsinya adalah sebagai jembatan atau proyeksi bagi tank dan kendaraan konvensional lainnya dalam menangani hambatan air.
Singapore menggunakan jembatan ponton M3G buatan General Dynamics ELS Jerman dengan basis truk 4x4 (photo : 75 Engineer Regiment)
Kendaraan ini memiliki panjang 13.03 m, lebar 3.35 m dan tinggi 3.97 m dengan berat total 26 ton. Alat perang ini dilengkapi mesin Diesel 289 kW sehingga dapat mencapai kecepatan maksimal 80 km per jam dengan jarak tempuh 750 km di darat. Kemudian 14 km per jam di air.
Konsep operasi dari Amphibious Ponton 3M dapat dikontrol sendiri melalui jalan darat, beroperasi sebagai kendaraan roda 4×4 dengan kecepatan jalan maksimum 80 km / jam.
Malaysia menggunakan jembatan ponton PFM buatan CNIM Prancis, dengan basis truk trailer beroda10 (photo : Lowyat)
Sementara untuk di air, kendaraan ini menyebarkan dua ponton aluminium besar, membentang di sepanjang lambungnya. Di dalam air, M3 didorong dan dikemudikan oleh 2 jet pompa yang dapat dilalui dengan kecepatan hingga 14 km / jam.
Beberapa Amphibious Ponton M3 dapat terhubung untuk membentuk rakit atau jembatan terapung yang lebih besar. Dua atau lebih rig digabungkan dalam waktu 3 menit untuk membuat feri, yang mampu membawa tank tempur utama terberat sekalipun, seperti Leopard 2A6 dan British Challenger 2 Jerman.
Vietnam menggunakan jembatan ponton PMP-60 buatan VIKST Uni Sovyet dengan basis truk 6x6 (photo : Soha)
Tiga Amphibious Ponton gabungan bisa membawa dua MBT. Dalam waktu 15 menit total 8 Amphibious Ponton dapat digabungkan bersamaan dan membentuk jembatan sepanjang 100 m. Ini memiliki kapasitas muatan 85 t untuk kendaraan yang dilacak dan 132 t untuk kendaraan roda.
Hadirnya Amphibious Ponton M3, yang berwujud bak “mega structure” dengan bobot 28 ton. Saat melaju di darat, Amphibious Ponton M3 tak ubahnya truk berukuran raksasa, dengan panjang 12,74 meter, lebar 3,35 meter dan tinggi 3,93 meter. Sebagai platform yang sifatnya self deployable by road dengan penggerak 4×4. Saat melaju di jalan mulus, Amphibious.
(Viva)