TNI AU Jajaki Pesawat P-8A Poseidon

06 April 2020


P-8A Poseidon (image : UKDefenceJournal)


Kebutuhan pesawat intai maritim strategis TNI AU sebenarnya masuk dalam rencana kerja 2015-2019, namun karena pergeseran alokasi anggaran, baru dalam periode 2020-2024 rencana tersebut dapat masuk dalam anggaran yang akan direalisasikan.

Adapun pengadaan ini adalah untuk menggantikan pesawat intai maritim strategis di Skuadron 5 Camar Emas yang saat ini diperkuat dengan 4 pesawat yaitu B737-200 2x9 Surveillance dengan nomor registrasi AI-7301, AI-7302 dan AI-7303 serta pesawat supporting B737-200 dengan nomor registrasi A-7304.


Kajian TNI AU tentang pesawat P-8A Poseidon (image : defence.pk)

Pesawat intai AI-7301, AI-7302 dan AI-7303 masing-masing didatangkan pada 20 Mei 1982, 30 Juni 1983, dan 3 Oktober 1983, dengan demikian saat ini pesawat sudah berusia 38 tahun. Meskipun berusia tua namun pesawat ini cukup modern pada jamannya, di saat semua negara masih mengoperasikan pesawat berbaling-baling untuk intai maritim, Indonesia sudah menggunakan pesawat jet.

Pesawat intai maritim TNI AU tersebut dilengkapi dengan peralatan Search Radar, Side Looking Airborne Modular Multi Mission Radar (SLAMMR), dan FLIR, pesawat ini juga sempat diujicobakan Synthetic Aperture Radar (SAR) hasil temuan ilmuwan Indonesia Prof Josaphat.



Beberapa hasil kajian TNI AU untuk pesawat P-8A Poseidon yang beredar di media sosial adalah seperti tampak pada gambar-gambar disini. Platform pesawat Poseidon tidak banyak perbedaan dengan B-737 2x9 karena P-8A Poseidon juga menggunakan pesawat Boeing 737 namun dengan serie yang lebih maju yaitu Poseidon menggunakan versi militer dari pesawat 737-800ERX, yaitu pesawat 737-800 dengan platform sayap dari 737-900.

Dari konsol kontrol juga terjadi peningkatan, karena Poseidon baru kini telah dilengkapi dengan enam workstation sehingga fungsi kontrol akan semakin bertambah, pesawat ini mampu mengendus obyek di permukaan laut dan kapal selam. Juga pesawat ini dapat dilengkapi dengan persenjataan berupa rudal anti sasaran permukaan, torpedo anti kapal selam dan juga bom.



Di kawasan saat ini yang mengoperasikan pesawat P-8A Poseidon adalah Australia sebanyak 12 pesawat yang didatangkan mulai  September 2016 hingga yang terakhir pada Desember 2019. Sedangkan New Zealand memesan 4 pesawat ini dan saat ini sedang tahap produksi. Malaysia pada tahun 2017 dikabarkan juga tertarik namun sampai saat ini belum ada kabar lanjutan

Apabila Indonesia mengakuisisi pesawat ini maka Skuadron 5 tidak hanya mampu melakukan patroli dan pengamatan pada permukaan laut saja namun juga mampu melakukan penindakan, baik terhadap obyek di permukaan laut maupun di bawah permukaan laut, dan ini merupakan tambahan tugas bagi skuadron ini. 

(Defense Studies)

Subscribe to receive free email updates: