Radar pertahanan udara nasional tipe GCI yang masuk flagship riset 2020-2024 (image : Bappenas)
Pada tahun 2015 arah pengembangan industri pertahanan Indonesia telah dicanangkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Komite ini yang mewakili Pemerintah untuk mengkoordinasikan kebijakan nasional dalam perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, sinkronisasi, dan evaluasi Industri Pertahanan.
KKIP telah menyusun tujuh program nasional untuk kemandirian bangsa yaitu pengembangan industri pertahanan dalam program : jet tempur, kapal selam, industri propelan, roket nasional, rudal/peluru kendali, radar nasional, serta pengembangan medium tank.
PUNA MALE Kombatan yang masuk flagship riset 2020-2024 (image : Bappenas)
Khusus untuk radar nasional ternyata yang dimaksud bukanlah Radar 2D S-200 Air Survellance yang telah dibuat oleh PT LEN dan bukan pula radar 3D Leonardo RAT 31DL/M Air Defence Radar yang dibeli TNI AU dan berkolaborasi dengan PT LEN, namun ternyata adalah Radar Pertahanan Udara tipe Ground Control Intercept (GCI) yang risetnya melibatkan 13 institusi di dalamnya yaitu : Kementerian Ristek, PT LEN, PT Inti, Balibang Kemhan, LIPI, BPPT, Litbang TNI AU, PT Infoglobal, PT Solusi 247, PT RTI, ITB, ITS, dan Telkom University.
Pencapaian Hingga Akhir Tahun 2019
Dewan Riset Nasional selama tahun 2019 melaksanakan riset yang dibagi dalam 9 komisi teknis (Komtek), Kesembilan komtek tersebut adalah : Pangan dan pertanian, Energi, Kesehatan dan obat-obatan, Lingkungan dan kebencanaan, Transportasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pertahanan dan Keamanan, Material Maju, serta Sosial, Humaniora, Pendidikan, Seni dan Budaya.
Sistem pemantauan radiasi lingkungan yang masuk flagship riset 2020-2024 (image : Bappenas)
Sampai dengan akhir tahun 2019, pencapaian terhadap tujuh prioritas industri pertahanan nasional adalah sebagai berikut :
-Kegiatan yang selesai dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama pengadaan Luar Negeri adalah Pengembangan pembuatan Tank Medium dan Kapal selam,
-Kegiatan yang belum selesai dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama pengadaan Luar Negeri adalah Pengembangan Propelan,
-Kegiatan yang perlu dijadwal ulang melalui mekanisme kerjasama pengadaan Luar Negeri adalah Pengembangan Pesawat Tempur,
-Kegiatan mandiri tanpa kerjasama dengan Luar Negeri yang berhasil memperoleh sertifikasi kelaikan dari IMAA adalah Roket R-Han 122B,
-Kegiatan mandiri tanpa kerjasama dengan Luar Negeri yang belum berhasil memperoleh sertifikasi kelaikan dari IMAA adalah Rudal dan Radar.
IMAA adalah Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan Indonesia atau Indonesia Military Airwothiness Authority yang bertugas untuk memberikan sertifikasi kelaikan atas first article atau peralatan militer lainnya.
Roket dua tingkat yang masuk flagship riset 2020-2024 (image : Bappenas)
Dalam laporan Dewan Riset Nasional (DRN) pada bulan Desember 2019 untuk komtek Hankam dari 4 produk : Radar Ground Central Intercept (GCI), Pesawat Terbang Nir Awak (PUNA MALE), Roket Pertahanan (R-Han), dan Cyber attack security (kerjasama dengan TIK/Teknologi Informasi dan Komunikasi), telah diusulkan 2 produknya untuk mendapatkan Prioritas Unggulan (Innovation Champion) yaitu Radar Aktif GCI dan Cyber Security.
Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024
Untuk rencana riset yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 terdapat 9 bidang yaitu : Pangan, Energi, Kesehatan, Transportasi, Rekayasa Keteknikan, Hankam, Kemaritiman, Sosial Humaniora, serta Multidisiplin dan Kebencanaan.
Dalam bidang Hankam proyek yang dijadikan flagship untuk tahun 2020-2024 adalah : PUNA MALE Kombatan, Sistem pemantauan radiasi lingkungan, Roket dua tingkat, dan Radar pertahanan udara nasional GCI.
Masih ada keterkaitannya dengan Hankam, dalam bidang Transportasi ternyata ada juga pengembangan pesawat N219 versi amfibi.
N219 versi amfibi yang masuk flagship riset 2020-2024 (image : Bappenas)
Khusus untuk flagship radar pertahanan udara nasional tipe GCI, dialokasikan dana sebesar Rp 400 milyar rupiah untuk memperoleh 6 (enam) teknologi kunci selama 5 tahun yang berupa :
1.Antena SSR/IFF SRR/IFF, transmittal/receiver SRR/IFF, processor dan control SSR/IFF, radar primer (PSR),
2.Antenna system, tranceiver/receiver, radar processor, radar display and operation, branching network, analog signal processor, dan signal generation,
3.Command and control system,
4.Radio Communication System,
5.Power generation system,
6.Transporter.
Penguasaan 6 teknologi kunci ini dijadwalkan selesai dalam 5 tahun sehingga pada tahun 2024 radar Pertahanan Udara (GCI) Nasional sudah dapat beroperasi. Radar nasional karena masuk kegiatan mandiri (tanpa kerjasama dengan luar negeri) maka untuk selesainya masih panjang waktunya, terkecuali diubah sistemnya melalui mekanisme kerjasama pengadaan luar negeri.