Radar Pasif VERA NG (photo : reddit)
Tidak lama lagi TNI akan memiliki alusista canggih guna memperkuat sistem pertahanan udara nasional berupa Radar Pasif. Kecanggihan radar ini bahkan diklaim mampu mengendus keberadaan pesawat siluman (stealth).
Perkembangan teknologi penerbangan baik sipil maupun militer berkembang sangat cepat. Teknologi penerbangan militer mengembangkan kemampuan untuk dapat melakukan pengamatan dan pengintaian kepada lawannya, tanpa diketahui, atau tersamar, dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan teknologi siluman (stealth) yang awalnya hanya diaplikasikan kepada pesawat terbang dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) kini kapal perang pun telah mengadopsi teknologi ini.
Teknologi siluman dibuat untuk menyerap dan membelokkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh radar lawan, sehingga nyaris tidak ada gelombang elektromagnetik yang terpantul kembali dan ditangkap radar, sehingga tidak terbaca ada target pada layar monitor radar. Hal ini tentu saja harus diantisipasi, salah satunya dengan menggelar Radar Pasif.
Apa itu Radar Pasif ?
Istilah Radar atau Radio Detecting and Ranging adalah suatu sistem peralatan elektronika yang digunakan untuk mendeteksi suatu obyek dengan menggunakan gelombang elektromagnetik guna mendapatkan informasi berupa jarak, arah pergerakan dan ketinggian target dalam lingkup wilayah cakupannya. Berdasarkan jenis sensornya, dibedakan atas Radar Aktif dan Radar Pasif.
Contog gelar Radar Pasif (image : Patriot)
Prinsip kerja Radar Aktif adalah memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara dan menangkapnya kembali setelah dipantulkan oleh suatu terget di udara. Terdapat berbagai jenis Radar Aktif sesuai kegunaannya seperti Survellance Radar, Tracking Radar, Airborne Early Warning Radar, Weather Radar dan lain sebagainya. Radar Pasif merupakan salah satu jenis radar yang berfungsi untuk mendeteksi, melakukan identifikasi, menentukan lokasi, dan melakukan pelacakan (tracking) pada target di udara maupun di permukaan.
Berbeda dengan Radar Aktif, Radar Pasif tidak memancarkan sinyal, namun memiliki sensitifitas tinggi sehingga mampu melacak target yang memancarkan sinyal. Dengan memiliki sensitifitas tinggi untuk melacak target, Radar Pasif dibekali kemampuan guna mendeteksi frekuensi gelombang elektronik yang sangat lebar, sehingga mampu mendeteksi gelombang elektromagnetik mulai dari yang dipancarkan oleh pemancar radio lokal, dan seluruh gelombang yang dipancarkan atau diterima oleh pesawat maupun UAV seperti komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, early warning radar, peralatan navigasi, transponder IFF, GPS, ADSB (Automatic Dependent Surveillance Broadcast). Kecanggihan inilah yang membedakannya dengan Radar Aktif, sehingga memiliki kemampuan dalam mengendus keberadaan pesawat siluman (stealth).
Bagaimana mengetahui posisi target ?
Radar Pasif dapat mengetahui posisi target real time secara 3 (tiga) dimensi yaitu jarak, ketinggian, dan sudut bearing. Untuk mengetahui posisi target yang memancarkan sinyal tersebut, Radar Pasif menggunakan metode Multilaterasi (MLAT) dengan prinsip TDOA (Time Different of Arrival). Metode ini memanfaatkan beberapa stasiun penerima yang ditempatkan pada posisi strategis dengan jarak tertentu sehingga dapat menghasilkan cakupan area pemantauan yang maksimal. Sesuai prinsip TDOA, masing-masing menerima sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh target (pesawat/UAV dll) dengan waktu yang berbeda, menggunakan proses komputerisasi maka perbedaan waktu yang diterima oleh masing-masing stasiun memungkinkan posisi target dapat dihitung dan diketahui secara tepat.
Tampilan pada layar monitor (photo : Patriot)
Teknologi Radar Pasif sebenarnya terinspirasi dari teknologi Electronic Support Measure (ESM), Electronic Intelligent (Elint) dan Signal Intelligent (Sigint), dengan memanfaatkan teknologi dasar Elint dikembangkan menjadi sensor pasif atau sering disebut IFD (Intelligent Flight Detector) atau EIC (Electronic Intelligent Complex) maupun PSS (Passive Suveillance System).
Kuntungan menggunakan Radar Pasif
Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, yaitu kemampuan untuk mendeteksi target di udara yang memancarkan gelombang elektromagnetik secara 3 (tiga) dimensi dengan jarak jangkau sampai + 400 km (tergantung kekuatan sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan), Radar Pasif ini juga mampu mendeteksi target atau sumber emisi di lautan atau daratan, sehingga perolehan data ini juga dapat dimanfaatkan oleh TNI AL dan TNI AD.
Radar Pasif memiliki kehandalan terhadap jammer, tidak mudah terlacak, atau sulit mendeteksi posisi Radar Pasif secara elektronik (karena tidak memancarkan sinyal) sehingga sangat cocok untuk mengawasi wilayah perbatasan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sistem deteksi Pertahanan Udara Nasional akan menjadi sangat handal dengan sinergi Radar Pasif dengan Radar yang telah tergelar di jajaran Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)
(Patriot Magazine)