Unical ingin mengembangkan bisnis MRO di Batam (photo : Unical)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) asal Amerika Serikat Unical minat investasi di Indonesia.
“Mereka ingin mengembangkan sayapnya di Batam, karena saat ini mereka sudah melayani penjualan sparepart ke Indonesia. Bahkan, mereka sudah ada kantor penjualan di Jakarta,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P Krisnawan, mengunjungi Unical selaku perusahaan MRO di Amerika Serikat pekan lalu.
Unical berdiri sejak 1990 dan merupakan penyedia komponen dan jasa perawatan aftermarket pesawat terbang. Berlokasi di Los Angeles, perusahaan ini telah melayani penerbangan komersil maupun militer.
Unical memiliki beberapa anak perusahaan dengan spesifikasi masing-masing. Misalnya, Unical MRO untuk aircraft storage and dismantling (penyimpanan dan bongkar pesawat).
Kemudian, Unical 145 untuk MRO parts dan komponen pesawat, serta perbaikan mesin. Unical Aero untuk produksi parts, komponen, dan sistem untuk aplikasi komersil. Sedangkan Unical Defense untuk mendukung militer.
Agus menyampaikan, industri MRO di Indonesia semakin kompetitif. Saat ini, sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, seperti airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance.
“Artinya, kita sudah punya cukup daya saing. Kami berharap, industri MRO kita tidak hanya melayani airlinedalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri,” tuturnya.
Industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen.
Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
(Antara)