Ekspor Senjata Indonesia Membukukan Pertumbuhan Signifikan

26 Desember 2019


Kinerja ekspor industri pertahanan Indonesia (graphic : Akurat)

Menhan Gencar Promosi Senjata Made in RI, Prospeknya Cerah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah gencar memasarkan produk persenjataan Indonesia ke berbagai negara. Negara-negara Asia hingga Afrika menjadi target ekspor senjata made in Indonesia.

Contoh, beberapa waktu lalu Prabowo menerima kunjungan kehormatan Menhan Ghana Dominic BA Nitiwul. Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, lebih khusus lagi dalam rangka penjajakan kerja sama di bidang pertahanan.

"Indonesia terbuka terhadap semua hal positif yang memungkinkan adanya kerja sama saling menguntungkan dengan sahabat mana pun, termasuk dengan Ghana. Salah satu potensi yang dapat dikerjasa makan antara Indonesia dan Ghana adalah dalam hal produk-produk industri pertahanan," kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen Totok Sugiarto. 

Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan kepada Menhan Ghana terkait kemampuan yang dimiliki Industri pertahanan Indonesia. Poin yang dibicarakan Prabowo di antaranya kemampuan PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT DI, dan PT LEN Industri.



"Indonesia memandang negara-negara kawasan Afrika Barat termasuk Ghana sebagai negara penting dan dapat menjadi mitra bagi kerja sama produk-produk industri pertahanan Indonesia dan juga kerja sama pertahanan strategis lainnya," kata Prabowo.

Kemarin, Prabowo menerima kunjungan Menteri Pertahanan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath. Prabowo juga konsisten menawarkan dan memperkenalkan produksi-produksi senjata Indonesia khususnya yang di produksi oleh PT Pindad. Republik Laos yang tidak memiliki angkatan laut tertarik dengan industri senjata Indonesia.

Ekspor Senjata dan Amunisi Tumbuh Pesat

Alat-alat persenjataan adalah produk industri manufaktur yang punya potensi cerah di pasar ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor senjata membukukan pertumbuhan signifikan.

Pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.



Pada sembilan bulan pertama 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya tercatat US$ 284.832, melonjak 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Negara tujuan ekspor terbesar adalah Belgia. Negara pembuat senjata api merek FN ini mengimpor senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 111.889 pada Januari-September 2019. Naik 110,43% secara year-on-year (YoY).

Kemudian ada nama Jepang sebagai negara tujuan ekspor ketiga terbesar. Negeri Matahari Terbit mendatangkan senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 43.253.

Negara-negara ASEAN Minati Kendaraan Tempur Buatan RI

Itu dari sisi senjata dan amunisi. Ternyata Indonesia juga mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke berbagai negara. Nilai ekspor produk ini adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih tinggi ketimbang senjata dan amunisi, karena harganya memang lebih mahal.



Ke mana Indonesia mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya? Ternyata Filipina menjadi negara yang paling berminat terhadap produk-produk tersebut.

Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke negara tetangga sebelah utara Indonesia itu bernilai US$ 495,97 juta. Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Di posisi kedua ada sesama negara Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negeri Paman Ho mengimpor kendaraan tempur dan bagiannya senilai US$ 234,79 juta pada sembilan pertama 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.

Lagi-lagi dari Asia Tenggara, Thailand menduduki peringkat ketiga negara tujuan ekspor utama kendaraan tempur dan bagiannya. Pada Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke Negeri Gajah Putih bernilai US$ 100,36 juta.

Subscribe to receive free email updates: