Tank medium Pindad-FNSS (photo : Army Recognition, image : FNSS)
Pindad Segera Pasarkan Tank Medium dengan Laras Kaliber 105 Milimeter
BANDUNG - PT Pindad (Persero) siap memasarkan produk tank medium dengan laras kaliber 105 Milimeter hasil kerja sama dengan perusahaan Turki FNSS mulai 2018 mendatang.
“Tahun ini first article selesai, sehingga pada 2018 bisa mulai dipasarkan. Untuk sementara, pembahasan tentang pesanan ada dari TNI. Mereka sudah melakukan beberapa kali pembahasan. Mereka akan mengganti beberapa tank,” kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose di Kawasan PT Pindad, Kota Bandung, Senin (31/7/2017).
Kendati demikian, dia mengaku belum ada kepastian jumlah tank yang akan dipesan TNI. Namun, sebagai gambaran, kapasitas produksi tank medium oleh PT Pindad antara 15-20 unit per tahun. Khusus untuk TNI, Pindad mengaku akan melakukan penyesuaian spesifikasi sesuai kebutuhan TNI.
“Memang ada beberapa permintaan user yang belum bisa diakomodir karena masih pengembangan bersama. Tetapi setelah first article selesai, kami akan ubah ikuti permintaan TNI,” jelas dia.
Menurut dia, harga tank medium tersebut berada di bawah harga tank Leopard, namun setara dengan harga tank buatan Korea Selatan. Dengan harga tersebut, diharapkan bisa menyaingi pasar produk sejenis.
Abraham menjelaskan, tank medium tersebut memiliki sejumlah kelebihan. Salah satunya cocok untuk infanteri dan kavaleri. Tank dilengkapi dengan laras kaliber 105 mm buatan PT Pindad.
“Mesin kita masih total beli dari luar negeri. Tapi kalau desain, part supporting, dan lainnya itu dari kami semua,” jelas dia. Total kandungan komponen lokal pada produk tersebut saat ini mencapai 40%. (SindoNews)
Tank Buatan Indonesia-Turki Bakal Ikut Parade HUT TNI
Abraham mengatakan, tank yang dikembangkan bersama FNSS, produsen alutsista Turki itu selanjutnya akan menjalani uji senjata di Indonesia. “Selanjutnya akan melakukan ‘blasting-test’ di Indonesia,” kata dia.
Menurut Abraham, “blasting-test” itu untuk menguji kehandalan meriam kaliber 105 milimeter yang menjadi senjata utama tank tersebut. “Hasil ‘blasting-test’ kita akan lakukan koreksi hingga final. Nanti yang kita bangun di Pindad itu betul-betul sudah ‘first-article’, bukan prototipe,” kata dia.
Abraham mengatakan, dalam kerjasama bersama FNSS itu, rencananya akan dibuat 2 prototipe. “Untuk pengembangan itu masing-masing (mengeluarkan) 150 miliar Dollar AS. Bukan dari Pindad tapi dari Kementerian Pertahanan,” kata dia.
Satu prototipe yang sudah rampung sempat dipamerkan di Turki masih memerlukan melewati serangkaian proses uji coba, termasuk uji senjata. Rencananya tank medium buatan bersama Pindad-FNSS itu akan dilengkapi meriam utama 105 milimeter dan 2 senjata tambahan kaliber 7.62 milimeter dan 12,7 milimeter. “Prototipe yang akan ktia bangun di Indonesia itu sudah lengkap,” kata dia.
Kelas tank medium itu dirancang berada di bawah main batle tank Leopard, yang dimiliki Indonesia. “Bisa dikatakan kelasnya di bawah Leopard, tapi manuvernya lebih bagus. Kemudian yang jadi patokan kita menggunakan (meriam) kaliber 105 milimeter. Ini sangat cocok untuk infanteri, kavaleri juga,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, pengembangan tank itu menggunakan pendanaan bersama Indonesia-Turki. “Karena kita kerjasama pendanaan bareng-bareng, keduanya punya kepentingan. Bahwa penetapan masin dari mereka, tapi tentu diskusi dengan kita. Memang ada beberapa permintaan user yang belum kita akomodir karena masih pengembangan bersama,” kata dia.
Konten lokal tank buatan Pindad-FNSS itu ditargetkan menembus 40 persen. “Mesinnya masih Cartepilar. Kita harus akui mesin total beli dari sana. Tapi kalau bicara disain, dan part lain yang berupa suporting, sudah dari kita semua,” kata Abraham.
Abraham mengaku, pemerintah sudah membahas recana pembelian tank tersebut. “Sudah ada pembahasan waktu itu,TNI akan mengganti, akan membentuk satuan mana, dan akan mengganti tank yang mana. Sudah ada pembicaraan,” kata dia. Sedikitnya, TNI akan memesan 20 unit tank tersebut.
Soal harga, Abraham mengaku masih belum tahu. “Paling tidak (harganya) di bawah Leopard. Mungkin setara dengan Pandur buatan Chech, atau tank milik Korea yang terbaru,” kata dia. (Tempo)